Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sang Waktu

12 Oktober 2018   22:00 Diperbarui: 12 Oktober 2018   22:50 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang wanita lugu yang di tengah ketidak tahuan nya bersedia membuka aurat dan kemaluan-nya pada pria yang bukan muhrim nya demi untuk menjaga keutuhan rumah tangga-nya. Seorang wanita yang begitu tunduk dan patuh pada seorang lelaki yang tidak begitu pandai menjaga harga dirinya.

Ditengah ketakutan dan kegalauan hatinya, dia duduk terdiam, menanti kedatangan binatang jalang yang dia percaya menjadi kunci pembuka gerbang menuju jalan kesembuhan dan kebahagian rumah tangganya nanti.

***

" Tadi abang sudah mengiklaskan kamu menikah dengan-nya" kata pria berbadan gelap itu pada wanita berkulit hitam manis itu sambil menunjuk ke arahku. setelah berhenti sejenak, dia lalu meneruskan ucapan-nya.

" Saat ini abang tidak punya pilihan selain ikut dengan nya. Karena ini adalah perjanjian ketika dulu abang meminta tolong untuk bisa mendapatkan mu, abang sadar rasa cinta ini tidak bisa di paksakan. Segala cara sudah abang lakukan, tapi itu semua hanya membuat kita semakin masuk kedalam kubangan dosa yang lebih dalam. dan abang sadar kalau abang bukanlah orang yang baik untukmu.

Selama berusaha mencari obat untuk kesembuhan mu, entah sudah berapa banyak perawan yang abang korban kan, dan saat ini abang sadar begitu besar dosa-dosa yang telah abang lakukan.

Maafkan abang karena selama ini telah membohongimu. Setiap kali abang pergi keluar rumah, sebenarnya bukan karena abang berusaha untuk mencari nafkah buatmu, abang keluar rumah karena tuntutan ilmu hitam yang sudah terlanjur abang jalani hingga saat ini.

Demi kebaikan mu, bagaimanapun juga abang tau engkau adalah wanita baik-baik. Dan saat ini juga dengan kesadaran penuh abang menjatuhkan talak tiga[ii] kepadamu agar ringan jalanmu menuju ke arah yang lebih baik." Kata pria berbadan gelap itu sambil menatap mata wanita berkulit hitam manis dalam-dalam.

Tanpa terasa air mata wanita berkulit hitam itu menetes jatuh ke pipi, walau tadi dia sempat begitu membenci pria berbadan gelap di hadapan nya itu, terlebih setelah dia tau semua perbuatan jahatnya pada dirinya, dan pada gadis-gadis perawan yang telah menjadi korban nya.

Entah kenapa saat ini dadanya begitu sesak mendengar ucapan tulus dari pria di depan-nya itu.

Ucapan tulus dari seorang pria yang pernah menjadi suami nya, ucapan tulus dari seorang pria yang dengan jujur meminta maaf dan mengakui semua kesalahan masa lalu nya, ucapan pria yang masih tetap begitu mencintai dirinya di detik-detik terakhir perpisahaan nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun