Bagian Empat
Aku dan Orang-orang Yang Tidak Pernah Melihat Kehadiranku.
*
Sang waktu mulai memperlambat langkahnya ketika kami hampir sampai di depan dua bangunan berwarna putih dan berwarna hitam yang terlihat begitu megah di depan sana.
Sang waktu memintaku untuk menunggunya disini. Selanjutnya, seorang diri dia berjalan mendekati dua bangunan megah yang saling berhadapan itu.Â
Dari dalam bangunan megah yang semuanya berwarna hitam itu kulihat seorang Wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat keluar mendatangi Sang Waktu yang berdiri di tengah-tengah jalan, diantara bangunan megah berwarna hitam dan bangunan megah berwarna putih cerah di depannya itu.
Wanita cantik paruh baya yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu kulihat menyalami Sang Waktu, sepertinya mereka sudah saling mengenal sebelumnya, bisa kulihat dari gaya bahasa tubuh mereka berdua yang sepertinya kulihat cukup akrab ngobrol berdua di tempat ini.
Cukup lama mereka berbicara berdua sebelum akhirnya seorang Pria Tampan yang juga mengenakan jubah panjang berwarna putih mendatangi mereka berdua.
Mataku berkeliling menyapu seluruh penjuru tempat ini, saat ini aku melihat pemandangan yang begitu Indah dan menurutku begitu ajaib sekali di tempat ini, saat ini, aku seperti sedang berada diatas puncak bukit. Dimana saat ini, seolah --olah aku sedang berada di antara pergantian siang dengan malam.
Diujung sana, tepatnya di tempat sang waktu dan dua orang temannya itu berada. aku melihat dua bangunan megah yang saling berhadapan namun terlihat begitu kontras.[i] Dimana ketika aku melihat kearah bangunan megah dimana pria berjubah putih tadi keluar dari dalamnya, aku melihat seolah--olah seperti sedang berada di siang hari.
Sedangkan jika mataku sedikit bergeser untuk melihat bangunan megah dimana wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu, maka aku seperti sedang berada di tengah gelapnya malam.