Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku dan Sang Waktu (Bagian Empat)

13 September 2018   15:45 Diperbarui: 8 November 2020   16:59 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki yang kulihat sedang kalap itu itu membuka pintu, lalu menutup pintu sambil membantingnya dan langsung berlari ke arah jalan raya di depan rumah wanita yang kulihat sedang menangisi kepergiannya barusan.

Belum berapa lama lelaki yang sedang tersulut emosi meninggalkan wanita yang sedang menangis di dalam rumah, terdengar suara benturan di iringin suara teriakan orang-orang di luar rumah sana. Sambil menangis, wanita itu keluar untuk melihat suara keributan di depan rumah nya itu.

Tak jauh dari hadapan wanita yang sedang berdiri mematung di depan pintu rumahnya. Kulihat ada kerumunan orang-orang di pinggir jalan. Wanita yang kulihat tadi sedang menangisi kepergian pria yang tadi kulihat membanting Smartphone nya itu, kulihat berteriak histeris sambil mendatangi sesosok tubuh bersimbah darah di depannya rumahnya itu.

Setengah berlari dia menghampiri kerumununan orang-orang yang sedang mengerumuini sesosok tubuh bersimbah darah yang sepertinya baru saja di tabrak mobil di depan rumahnya.

Kucoba sentuh wajah wanita yang sedang menangis sambil memeluk tubuh bersimbah darah di depannya itu. Tapi sepertinya dia tidak bisa merasakan jari-jari tanganku yang saat ini sedang mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.

Aku berdiri. Kucoba bertanya pada orang-orang yang sedang berkerumun di tempat ini. Tapi sepertinya mereka memang tidak bisa melihat kehadiranku di antara mereka saat ini.

Sayub-sayub telingaku seperti mendengarkan alunan suara musik yang sepertinya sudah tidak asiing lagi di gendang telingaku ini. Tertarik oleh suara musik itu, mataku melihat kearah di mana sumber musik itu berada.

Dan begitu mataku berkedip, maka saat itu juga aku berpindah ketempat lain. Dimana saat ini aku sedang berada di dalam suatu rumah. Sepertinya saat ini aku sedang berada di dalam suatu ruang keluarga.

Kulihat ada seorang wanita sedang asik memainkan smartphone[ii], kudekati wanita yang sedang berbaring diatas kursi Sofa sambil mendengarkan musik yang berasal dari Smartphone di tangannya itu.

Tak jauh dari wanita yang kulihat sedang duduk diatas kursi sambil memainkan smartphone-nya itu kulihat ada anak kecil yang sedang belajar berjalan, tertatih-tatih, kulihat anak kecil itu terus berjalan kebelakang tanpa sepengetahuan wanita yang sedang asik dengan smartphone-nya itu.

Anak kecil itu terus berjalan kebelakang, dimana kulihat disana ada bak besar yang sepertinya dipakai untuk menampung air untuk mandi oleh orang-orang di rumah ini. Mataku terus mengikuti pergerakan anak kecil itu, yang entah kenapa dia terus saja berjalan mendekati bak mandi di belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun