**
SEGERA ku pakai kain sarung yang di tunjuk oleh wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun itu barusan. Ku rebahkan tubuhku diatas kasur tipis, badanku pegal–pegal semua, sedikit terasa ngilu di kaki dan tanganku akibat terjatuh siang tadi, mudah–mudahan tidak sampai terkilir.
Wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun mendekatiku, duduk di sampingku, lalu memintaku untuk tengkurap, aku cuma bisa meringis menahan sakit, ketika wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini mulai mengurut kaki ku yang terkilir siang tadi.
Pelan–pelan aku mulai merasa nyaman, ternyata memang benar. Wanita berkerudung bergo panjang merah marun ini pintar ngurut, kaki, pinggang, dan punggung serta tangan kiri yang tadi agak nyeri karena terkilir berangsur mulai membaik dan terasa enak, mungkin aliran darahnya sudah kembali lancar.
“Balik badan bang..” suara wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun di sampingku memecah kesunyian. Aku segera membalikan badan, telentang, seperti tadi wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun kembali mengurut kaki ku. satu persatu, ujung–ujung jari kaki ku bergemeletukan di tariknya.
“Emak..belajar ngurut dari siapa mak?” tanyaku. ”Emang kenapa.?” wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini balik bertanya padaku. “Enak mak, ilmu turunan apa memang belajar, sebab yang saya tau ada tukang urut yang memang turunan dari orang tuanya, ada juga yang memang kusus belajar mengurut sama orang lain.” jawabku. “Bapak Bono yang menurunkan sama emak..” jawab wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun ini sambil terus mengurut kedua pahaku.
Kuperhatikan wajah wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun di hadapanku ini, pasti dulu waktu mudanya banyak lelaki yang naksir fikirku, sambil terus memperhatikan wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang terus memijat perut hingga ke dadaku.
Fikiranku mulai nakal, di dalam kamar yang hanya di terangi oleh pelita minyak tanah. Melihat sepasang payudara milik wanita berkulit sawo matang yang terlihat membusung dari balik kerudung, serta lekuk tubuhnya yang terlihat membayang di balik kerudung bergo panjang warna merah marun yang dikenakannya itu. Membuat naluri hewan yang berada di dalam diriku berontak, menjadi liar dan beringas tak terkendali.
Binatang jalang ini, mencabik–cabik seluruh tubuhku, berusaha mencari jalan keluar dari dalam diriku, kedua mataku menjadi liar, merayap ke sekujur tubuh wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun di depanku ini. Saat ini, dia tengah jongkok mengangkangi kedua kakiku, dan pada saat yang sama, aku jug merasakan ada benda hangat yang lembut dan kenyal menyentuh pahaku ini.
Diluar rumah terdengar suara air hujan mulai turun. Walau tak sederas malam kemarin, nafas ku agak tersengal dan memburu, binatang jalang di dalam diriku, dengan kuku- kuku tajamnya, berusaha merobek kulit dadaku.
“Bapak dulu Tukang urut juga mak..?” tanyaku, tak perduli pada tatapan matanya yang melihat aneh ke arahku. “Bukan, bapak dulu dukun Harimau, tapi kalau ada yang membutuhkan, bapak juga bisa mengurut dan mengobati berbagai macam jenis penyakit, seperti mengobati orang yang kesurupan, mengusir setan dan jin jahat yang suka mengganggu anak-anak.” katanya lagi.