Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita Berkerudung Bergo Panjang Merah Marun

27 Mei 2018   23:42 Diperbarui: 5 Desember 2018   23:35 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

”Saat ini biji kopi di luaran sana sekitar Rp.40 ribu perkilogram. Bila di tumpang sarikan satu hektar sekitar 200 populasi kopi. Satu kali panen bisa 100 kilogram, dalam satu tahun, bisa 4 kali panen. Hasilnya cukup lumayan untuk menambah penghasilan.” katanya lagi sambil melihat ke arahku yang sedang melihat-lihat biji kopi sambil mendengarkan penjelasannya.

Dia mengambil buah kopi yang menurutnya sudah matang, Kemudian melanjutkan pembicaraan-nya, “Ini adalah sumber bahan baku dari kopi yang abang minum pagi tadi,” katanya sambil menyerahkan biji kopi itu padaku, ku perhatikan biji kopi yang barusan di petik olehnya.

“ Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah di sangrai dan di haluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang di budidayakan lebih dari 50 Negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (coffea Arabica).

Kopi yang abang minum tadi pagi itu sudah melalui proses panjang, mulai dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan, kemudian di lakukan pemrosesan biji kopi gelondong dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangrai dengan tingkat derajat  yang bervariasi. Setelah penyangraian, biji kopi di giling atau di haluskan menjadi bubuk kopi sebelum dapat di minum.

Kata kopi sendiri awalnya berasal dari Bahasa Arab, qahwah yang artinya kekuatan, karena pada awalnya kopi di gunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahweh yang berasal daribahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam Bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera di serap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang di kenal saat ini.” Aku cuma diam mendengar semua penjelasan nya barusan, tak menyangka bahwa wawasan Bono seluas ini. Melihat kecerdasan Bono, aku jadi ingat “Emak” nya, ingat emaknya, ku jadi senyum-senyum sendiri, ingat dengan mimpiku tadi malam.

 

Bersambung

Sumber; 1,2,3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun