" Mau kesana bu.." jawabku sepotan sambil menunjuk ke arah kota yang hendak ku tuju.
 "Oo..,kekota itu?  ibu dulu tinggal disana, tapi semenjak pergantian pemimpin yang baru,  ibu memutuskan untuk pergi meninggalkan kota itu."
"Kenapa? " tanyaku penasaran dengan penjelasan nya barusan.
" Panjang ceritanya nak." jawab si ibu sambil menatap photo di pojok warung, matanya menerawang jauh, seolah kembali ingat masa lalunya.
Sruupp...ku teguk perlahan kopi yang di suguhkan ibu tadi. Ku tatap pas photo yang di lihat ibu tua ini barusan, kulihat photo seorang anak kecil, sedang di pangku oleh seorang wanita muda.
Jujur saja aku belum pernah menjumpai wanita secantik ini sebelumnya, kuperhatikan wanita di dalam photo itu, begitu mirip dengan ibu tua disampingku ini. Sebelum kutanya,  apakah  itu photo anak nya, seolah tau apa yang ada di dalam pikiranku, ibu itu kembali berkata sambil menatap kedua mataku.
" Seandainya waktu itu dia ikut ibu kemari, mungkin saat ini usianya sama dengan mu.."
Ku tatap seraut wajah keibuan disampingku ini, seraut wajah yang masih menyimpan sisa- sisa kecantikan masa mudanya dulu. Â kudapati sepasang mata sendu, ada kesedihan yang begitu mendalam di situ.
Tidak sanggup menatap kedua bola matanya terlalu lama, kualihkan pandangan mataku ke sebuah cermin besar di sebelah pas photo tadi.
Setelah berulang kali menarik nafas panjang, Seolah sedang meletakan  beban berat yang sedari tadi  di pikulnya, Ibu tua berkerudung putih yang ku perkirakan berusia 63 tahun ini mulai bercerita.
" Setelah berhasil  menguasai Dunia lain pada pertempuran antara golongan manusia melawan golongan setan yang kala itu di bantu oleh golongan binatang,  saat ini semua hukum dan peraturan milik golongan manusia di kota itu telah  mereka ganti dengan hukum rimba.