Mohon tunggu...
MoRis Hong Kong
MoRis Hong Kong Mohon Tunggu... lainnya -

Migran. Pernah tinggal dan bekerja bersama kaum migrant di Melbourne. Sekarang tinggal dan bekerja di Hong Kong. Pernah mengajar di salah satu SMA di Malang, Jawa Timur. Penggemar kuliner nusantara. Penikmat kopi hitam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ngadem di Panas dan Padatnya Cheung Chau

26 Mei 2014   03:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setengah jam saya berdiam diri di puncak. Setelah merasa lebih adem saya memutuskan untuk menuruni bukit ke arah cekungan pantai. Cekungan itu sepi dari pengunjung. Terang saja karena tempatnya yang terpencil dan harus ditempuh dengan menyeberangi bukit. Mungkin pasir pantainya kurang lebut, tetapi suasana yang hening syahdu cukup menghibur hati yang galau. Setelah duduk sebentar di pondok di pinggir laut saya kembali ke puncak.

Tujuan saya selanjutnya adalah Mini Great Wall. Saya belum tahu lokasinya, tetapi pasti ada yang bisa ditanyai. Maka perlahan-lahan saya melangkah menuju pusat kampung. Saya melangkah perlahan-lahan karena jalanan menanjak dan panasnya ampun-ampun. Maka payungpun saya rentangkan untuk menahan sedikit hunjaman sinar UV dan mentari. Keringat bercucuran bak air sumber. Handuk kecil sudah basah kuyub. Kaos juga sudah basah kebes. Setelah melalui itu semua akhirnya saya tiba kembali di dekat dermaga. Setelah mendinginkan badan dengan minuman dingin, saya mencari tahu di mana letak Mini Great Wall. Setelah mendapat informasi yang cukup saya segera melangkah ke sana.

[caption id="attachment_325666" align="alignleft" width="300" caption="Salah satu bagian Mini Great Wall (dok. pri)"]

14010682351526096268
14010682351526096268
[/caption]

Mini Great Wall ini terletak di sisi kanan pantai. Jadi persis berhadapan dengan North Lookout Pavilion. Saya tidak mencari informasi mengapa tempat itu disebut Great Wall yang kecil. Ini yang saya gagas-gagas. Great Wall di Cina dibangun sebagai benteng dari serangan musuh. Sedangkan mini great wall di Cheung Chau dibangun untuk menahan longsor. Disebut mini karena memang tidak sepanjang dan selebar tembok raksasa di Cina.

Perjalanan ke mini great wall tidaklah lama. Dari dermaga samapi balik lagi memakan waktu kurang lebih satu jam. Tetapi lama tempuh sangatlah bervariatif. Tergantung cepatnya langkah dan aktivitas yang dilakukan. Ada bebetapa titik yang bagus untuk duduk-duduk atau berfoto. Saya sudah tidak bisa  terlalu berkonsentrasi menikmati indahnya pemandangan di sana. Lelehan keringat adalah penyebabnya. Maka saya hanya melangkah dan melangkah hingga akhirnya kembali ke dermaga.

Hasrat hati ingin menikmati daerah lain di Cheung Chau. Tetapi waktu sudah menunjuk angka 5 lewat. Maka saya putuskan untuk segera menuju dermaga guna melihat jadwal keberangkatan fery. Ternyata kapal yang akan berangkat ke Central sudah siap. Waktupun sudah tidak banyak lagi. Maka, dengan keringat masih berleleran, saya mengantri di depan gerbang.

Meskipun belum semua daerah di Cheung Chau saya jelajahi, tetapi rasa hati sudah cukup puas. Sudah menjelajah dari ujung ke ujung. Mungkin saya akan ke sana lagi pas perayaan pesta kue Bun. Perayaan itu bukan pesta biasa, menurut beberapa teman, perayaannya sangat istimewa. Maka saya akan menunggu sampai tahun depan, karena tahun ini perayaannya sudah selesai.

Oh iya, saya memberi judul catatan ini ngadem di panas dan padatnya Cheung Chau. Hari itu memang panas sekali. Dan manusia yang ke sana buanyak sekali, maka sangat padat. Tetapi saya mendapatkan keademan. Saya ngadem bukan dalam hal udara, tetapi suasana hati. Setelah seminggu bergulat dengan huruf yang nggak jelas, yang membuat panas hati dan pikiran, maka 'sendirian' di alam adalah pengademan hati dan pikiran. Dan saya sungguh merasa mendapatkan keademan.

Salam

Hong Kong, 25 Mei 2014

Catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun