Dalam kondisi ekonomi makin sulit ini, tidak sedikit para orang tua  mengalami masa-masa ujian berat dalam mencari nafkah untuk anak-anaknya, meski demikian sebagai muslim tetap dituntut memiliki perasaan tenang dalam diri, penuh harap pada Allah meyakini akan datang kemudahan dari Allah apa-apa saja yang diingini akan datang dan tiba atas pertolongan Allah atas segala ikhtiar (penyebab) yang diusakannya.
Belajarlah dari kehidupan para Petani yang selalu optimis penuh harap pada Allah dalam setiap usahanya, mereka membajak tanah, menyemai bibit, mengairi dan menjaganya dengan sepenuh hati lalu duduk menanti masa panen sembari memberinya pupuk. Sikap demikian adalah sikap optimis penuh harap mendapat pertolongan dan rahmat dari Allah SWT..
Orang tua yang tangguh adalah seperti para petani yang gigih, sabar, ikhlas, penuh tanggung jawab dan optimis akan datangnya rahmat Allah karenanya mereka tidaklah pernah putus asa dari rahmat Allah dan mereka pandai bersyukur tidak bermaksiat mendurhakai Allah. Nabi Ya'qub mengajarkan pada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf [12]:87)
Apa Yang Semestinya Dilakukan Para Orangtua Agar Memiliki Sika Optimis dan Penuh Harap Pada Allah
Syaikh Salih Al-Munajjid menjelas empat hal yang harus dimiliki agar dapat memiliki sikap optimis penuh harap pada Allah (Raja')
Pertama, Ingatlah limpahan karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada hamba-hamba Allah terdahulu.
Kedua, Ingatlah dengan janji Allah berupa pahala-Nya yang berlimpah dan penuh kemurahan serta kedermawanan-Nya yang sangat besar tanpa diminta terlebih dahulu oleh seorang hamba.
Ketiga, Hendaklah selalu mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada anda berurusan dengan agama, kesehatan dan urusan dunia anda pada masa sekarang.
Keempat, Ingatlah luasnya rahmat Allah, bahwa rahmat Allah itu selalu mendahuli murka-Nya. Allah yang Maha Pemurah, Penyayang, Maha Kaya, Mahamulia lagi Maha Pengasih kepada hamba-hambanya yang beriman, tetaplah optimis dan kenalilah Allah lewat asma dan sifat-sifat Nya.
Wahai Para Orang Tua, Sadarilah Apa Hakikat Kita Hidup di Dunia Itu?
Agar kalbu kita tetap sehat dari segala kerusakan yang ditimbulkan oleh dunia yang menjadi penghalang bertemunya hamba dengan AlHaq azza wa jalla, hendaknya kita mengetahui bahwa dunia itu adalah ladang akhirat. Kalbu tak ada bedanya dengan sawah bagi para petani.
Hendaknya sawah itu sering-seringlah di olah lahannya, jangan sampai tanah itu mengeras karena tidak pernah dibajak sedikitpun, bila tanah itu sering dibajak, diberikan pupuk organik dan diairi maka tanah rusak itu akan sehat kembali diatasnya bisa ditanami segala jenis biji-bijian apapun sehingga bisa tumbuh besar dan berbuah yang bermanfaat bagi manusia.
Seperti sawah yang dibajak oleh petani, kalbu manusia pun semestinya diolah dan dihidupkan dan dijaga dari segala macam syahwat, hawa nafsu agar benih ketaatan bisa tumbuh dan berbuah manis, seorang petani yang tak serius mengurusi sawah dia tidak akan pernah memanen apapun dari ladangnya. begitupun orang-orang beriman tak akan dapat memanen buah iman bila ia tak mampu menjaga kalbu nya.
Lalu Apa Buah dari Iman yang Tumbuh dengan Sikap Optimis Penuh Harap Pada Allah?
Para orang tua yang penuh optimis dan harap pada Allah serta memupuk kalbunya dengan iman, sabar, tawakkal dan ikhlas dia akan menemukan dirinya dalam kondisi yang terbaik.
Pertama, Tumbuh kemauan dalam diri para orang tua untuk giat beribadah kepada Allah.
Kedua, Tumbuh kemauan yang kuat untuk beramal dengan ikhlas dan bekerja dengan sepenuh hati serta kerja keras disertai sikap tawakkal kepada Allah.
Ketiga, Adanya kegemaran dalam hati para orang tua untuk mendekat kepada Allah, merasakan kenikmatan bermunajat kepada Allah SWT, memelas dan meminta kepada-Nya dengan permintaan yang mendesak demi kebaikan kehidupannya dan juga putra-putrinya.
Keempat, Tumbuhnya sikap seorang abid (hamba) yang hatinya penuh getir berharap dan penuh hajat kepada sang raja (Al-Malik) Al-Haqq azza wa Jalla sehingga kalbunya tidak pernah lepas barang sekejap pun dari karunia serta kebaikan Allah SWT. Karena orang tua yang telah mencapai maqam arif billah tau bahwa Allah menyukai hamba-hamba Nya yang berharap, berdoa bahkan merasa butuh dan terdesak kepada Allah, mereka tahu Allah Maha Pemurah.
Kelima, Terpacu dalam hati para orang tua dalam perjalanan menuju Allah, sehingga perjalanannya membesarkan dan mendidik putra-putrinya terasa enak, nikmat meski penuh onak dan duri dalam menjalaninya karena telah terpatri rasa cinta kepada Allah yang sangat dalam.
Keenam, Mengantarkan para orang tua mencapai maqam syukur, sikap demikian memacu tumbuhnya rasa syukur atas nikmat yang Allah telah berikan kepadanya juga kepada keluarga dan anak-anaknya. Mereka para orangtua juga meyakini akan adanya pertemuan kembali mereka kelak di akhirat.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadat kepada Rabb-nya. (QS. al-kahfi 18:110)
Wahai para Orang Tua, Jangan Berhenti Berdo'a dan Meminta Ampunan Pada Allah
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga tentu kita tidak luput dari segala dosa, namun haruslah ditanamkan dalam diri untuk senantiasa berdoa dan meminta ampunan kepada Allah atas segala perbuatan dosa yang telah kita lakukan dan mensyukuri kemurahan Allah SWT dalam memberikan ampunan kepada hamba-hamba Nya, dalam Hadits Qudsi disebutkan.
Hai anak adam, sesungguhnya selama kalian masih tetap berdo'a dan berhadap kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan-Ku kepadamu tanpa Kupedulikan atas semua dosamu.Â
Hai Anak Adam, meskipun dosa-dosamu sangat banyak hingga menyentuh langit, kemudian kalian meminta ampunan kepada Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan-Ku kepadamu tanpa kuindahkan dosa-dosamu.
Hai anak Adam, seandainya kalian datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa kalian sepenuh bumi, sementara itu kalian menghadap kepada-Ku dalam keadaan tidak pernah mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan membalasmu dengan memberikan ampunan yang semisal dengan dosa-dosamu. (HR.Timidzi)
Wahai para orang tua, betapa maha pengampun Allah SWT karenanya jangan berputus asa dari rahmat dan maghfirah Allah tetaplah merawat optimisme dalam hidup serta pengharapan kepada Allah SWT dan berprasangka baiklah kepada Allah atas apapun masalah yang menimpamu.
Aku mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku dan Aku selalu bersamanya selam dia mengingat-Ku. Oleh karena itu, hendaklah dia berprasangka kepada-Ku menurut apa yang disukainya. (HR.Ahmad)
Semoga Allah memberikan keberkahan bagi siapapun yang dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari tulisan ini dan bagi siapapun para orang tua yang merawat sikap optimis penuh harap pada rahmat Allah semoga menjadi jalan keberkahan bagi putra-putrinya dan mereka semua bertemu kembali di akhirat di tempat terbaik yakni surga Allah, Amiin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI