Wahai Para Orang Tua, Sadarilah Apa Hakikat Kita Hidup di Dunia Itu?
Agar kalbu kita tetap sehat dari segala kerusakan yang ditimbulkan oleh dunia yang menjadi penghalang bertemunya hamba dengan AlHaq azza wa jalla, hendaknya kita mengetahui bahwa dunia itu adalah ladang akhirat. Kalbu tak ada bedanya dengan sawah bagi para petani.
Hendaknya sawah itu sering-seringlah di olah lahannya, jangan sampai tanah itu mengeras karena tidak pernah dibajak sedikitpun, bila tanah itu sering dibajak, diberikan pupuk organik dan diairi maka tanah rusak itu akan sehat kembali diatasnya bisa ditanami segala jenis biji-bijian apapun sehingga bisa tumbuh besar dan berbuah yang bermanfaat bagi manusia.
Seperti sawah yang dibajak oleh petani, kalbu manusia pun semestinya diolah dan dihidupkan dan dijaga dari segala macam syahwat, hawa nafsu agar benih ketaatan bisa tumbuh dan berbuah manis, seorang petani yang tak serius mengurusi sawah dia tidak akan pernah memanen apapun dari ladangnya. begitupun orang-orang beriman tak akan dapat memanen buah iman bila ia tak mampu menjaga kalbu nya.
Lalu Apa Buah dari Iman yang Tumbuh dengan Sikap Optimis Penuh Harap Pada Allah?
Para orang tua yang penuh optimis dan harap pada Allah serta memupuk kalbunya dengan iman, sabar, tawakkal dan ikhlas dia akan menemukan dirinya dalam kondisi yang terbaik.
Pertama, Tumbuh kemauan dalam diri para orang tua untuk giat beribadah kepada Allah.
Kedua, Tumbuh kemauan yang kuat untuk beramal dengan ikhlas dan bekerja dengan sepenuh hati serta kerja keras disertai sikap tawakkal kepada Allah.
Ketiga, Adanya kegemaran dalam hati para orang tua untuk mendekat kepada Allah, merasakan kenikmatan bermunajat kepada Allah SWT, memelas dan meminta kepada-Nya dengan permintaan yang mendesak demi kebaikan kehidupannya dan juga putra-putrinya.
Keempat, Tumbuhnya sikap seorang abid (hamba) yang hatinya penuh getir berharap dan penuh hajat kepada sang raja (Al-Malik) Al-Haqq azza wa Jalla sehingga kalbunya tidak pernah lepas barang sekejap pun dari karunia serta kebaikan Allah SWT. Karena orang tua yang telah mencapai maqam arif billah tau bahwa Allah menyukai hamba-hamba Nya yang berharap, berdoa bahkan merasa butuh dan terdesak kepada Allah, mereka tahu Allah Maha Pemurah.
Kelima, Terpacu dalam hati para orang tua dalam perjalanan menuju Allah, sehingga perjalanannya membesarkan dan mendidik putra-putrinya terasa enak, nikmat meski penuh onak dan duri dalam menjalaninya karena telah terpatri rasa cinta kepada Allah yang sangat dalam.