Amalan yang dilakukan para orang tua dengan membesarkan anak serta mendidik anak-anaknya semestinya semata karena Allah, jangan sekali-kali menyekutukan Allah dalam mendidik anak, pengharapan pada selain Allah serta pengharapan pada selain Allah seperti kepintaran, kecerdasan, jabatan, pendidikan menjadikan para orang tua makin menjauh dari Allah dalam mendidik anak-anaknya, hal ini sering terjadi di perkotaan yang sekuler dimana para orang tua memiliki ekspektasi yang besar pada anak-anaknya untuk sekolah di lembaga-lembaga internasional semata karena tujuan material yang akan dicapai.
Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya." (QS.Al-Kahfi 18:110)
Dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan Muslim Allah meninggalkan siapa saja yang bersekutu dengan sekutunya "Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, Barang siapa yang beramal, sedang Aku dipersekutukan di dalamnya dengan selain-Ku, niscaya Kutinggikan dia bersama dengan sekutunya.
Keridhaan Allah hendaknya menjadi orientasi yang harus dicapai para orang tua dalam mendidik anak-anaknya, bila orang tua telah mengamalkan kebaikan dalam membesarkan dan mendidik putra-purtrinya maka ia telah berada dalam keberuntungan karena kehidupannya terjaga dalam rel syariat mengikuti ajaran-ajaran Nabi karenanya mereka berhak mendapatkan kabar gembira kehidupan terbaik di akhirat kelak.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan?" (QS.An-Nisaa 4:125)
Kesabaran para orang tua dalam mendidik anak agar menjalankan kehidupan dalam keridhaan Allah tentu lebih baik daripada merawat dan mendidik anak dalam kenikmatan dunia namun terjerembab dalam kemaksiatan kepada Allah "Dan Bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridaan-Nya" (QS.Al-Kahfi 18:28), kesabaran diliputi keikhlasan adalah hal terbaik bagi para orang tua agar memperoleh keridhaan Allah "Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan-Nya" (QS.Ar-Ruum 30:38) perlu ikhtiar yang kuat diantara mereka untuk mencari keridhaan Allah dalam menjalani hari-hari di rumah tangga.
Kedudukan Ikhlas sangatlah penting dalam kehidupan karena persoalan-persoalan hidup terkadang mengganggu manusia untuk berlaku Ikhlas dalam menjalaninya sehingga menghalanginya mendapatkan taufiq dan  keberkahan, hanya saja terkadang ujian yang dihadapi para orang tua dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya adalah riya'.
Terkadang ada saja para orang tua yang menjadikan pendidikan putra-putrinya menjadi kebanggaan untuk mendapatkan pujian diantara kelompok sosialita umumnya, terkadang kelompok sosialita didominasi kaum hawa namun tak jarang kaum adam terjebak dalam entitas sosialita yang saling membanggakan sambil menunjukan kehebatannya mendidik anak. secara tidak sadar para orang tua yang demikian terjerumus dari amalan riya' dan menjauh dari ke ikhlasan, sehingga usaha besarnya selama ini menghambat dirinya memperoleh pahala.
Ketika datang kepada Nabi seorang lelaki  yang berperang untuk mengharapkan ketenaran, Nabi menjawab sebanyak tiga kali : "Dia tidak mendapatkan apa-apa. Sesungguhnya Allah tidak mau menerima amal apapun, kecuali yang dilakukan dengan ikhlas hanya karena ingin mendapatkan ridha-Nya."
Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali amal perbuatan yang diniatkan dengan ikhlas demi meraih ridha-Nya." (HR.Nasa'i)
Sikap Ikhlas para orang tua membesarkan dan mendidik anak-anaknya dalam kondisi sesulit apapun akan mendatangkan pahala, bergugurannya dosa serta mudahnya pertolongan Allah, seseorang yang ikhlas akan mendapatkan kelapangan dalam hatinya sehingga sesulit apapun kesulitan dalam hidupnya akan selalu datang jalan-jalan kemudahan bahkan terkadang ia akan memperoleh banyak hikmah dalam menjalani kehidupannya bersama istri dan anak-anaknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!