Mohon tunggu...
Wari Syadeli MSi
Wari Syadeli MSi Mohon Tunggu... Guru - Guru Ngaji dan Pemerhati Sosial

jangan takut berbagi, teruslah berbuat baik walau mendapatkan ujian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu Masih Suka Mabuk? Siap-Siap Hidup Merugi dan Sengsara

30 September 2024   22:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   01:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gambar AI dibuat dengan Microsoft Designer

Sungguh sangat merugi orang-orang yang suka mabuk karena kesengsaraan akan datang padanya bertubi-tubi. Kalimat itu Sederhana tapi banyak buktinya loh...

Apa saja kerugian yang akan diderita oleh para pemabuk yang suka meminum alkohol ? 

Pertama, Rugi Karena Biaya Kesehatan Membengkak

Kalau kamu bertanya pada dokter manapun di seluruh dunia "Apakah Minuman Keras berbahaya bagi kesehatan?" , tentu semua akan menjawab "Berbahaya".

WHO menyebutkan 3 Juta orang mati setiap tahunnya karena minuman beralkohol

Penyakit yang sering di derita oleh pemabuk adalah penumpukan lemak pada hati atau disebut Perlemakan Hati, kondisi itu dapat berlanjut menjadi peradangan hati (Hepatitis).

Bila organ hatimu rusak dan mengeras di jaringan perut maka fungsi hati pun akan terganggu, kamu akan mengalami sirosis hati.

Dalam jangka panjang kamu akan mengalami komplikasi kanker terutama kanker hati, kalau sudah begini sawah hektaran milik orantuamu pun akan habis.

Penyakit lain yang akan di derita oleh para pemabuk adalah tubuh suka mengalami perdarahan itu terjadi karena tubuhmu mengalami anemia dimana kondisi tubuhmu kekurangan sel darah merah.

Tidak hanya itu kamu juga akan mengamali gangguan sistem pencernaan resikonya kamu akan mengalami kekurangan gizi karena perutmu tak mampu mencerna dan menyerap nutrisi dengan baik.

Resiko dari rusaknya sistem pencernaan adalah kamu dapat mengalami penyakit tukak lambung dan pangkreatitis.

Dengan banyaknya penyakit yang menyertaimu kamu hitung sendiri berapa kira-kira biaya kesehatan yang harus kamu siapkan.


Kedua, Rugi Karena Hidup Jauh dari Berkah

Coba kamu tanyakan pada tokoh agama siapapun, apakah menjadi pemabuk itu bisa mendapatkan keberkahan hidup? Tentu semua akan menjawab "Tidak".

Para pemabuk itu selain di pukul dengan sandal empat puluh kali pukulanatau delapan kali pukulan dengan cambum juga layak di lemparkan ke kali karena besarnya kerugian yang didapatkan.

Dalam ajaran Islam meminum minuman keras sangat dilarang, karena membahayakan kehidupan manusia dan menjauhkan seseorang mendapatkan keberkahan hidup bahkan ibadah sholat ya pun tertolak.

"Siapapun yang meminum minuman keras (khamr) meski tidak sampai mabuk, tidak diterima shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau tenggorokannya, Apabila dia mati dia mati dalam keadaan kafir. Bila sampai mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati maka matinya kafir." (HR.Ibnu Majah)

Ketiga, Rugi Sosial

Para pemabuk umumnya hidup dengan dunianya sendiri, tak peduli dengan kondisi lingkungan bahkan dirinya sendiripun dilupakan apalagi mengurusi urusan keluarganya.

Coba kamu tanyakan "adakah orang yang suka dengan pemabuk?" mestilah semua orang akan menjawab "Tidak Suka", kalimat Tidak juga akan di ucapkan oleh seorang Manager HRD bila mengetahui ternyata calon pegawainya ternyata adalah pemabuk. Termasuk keluarga dan tetanggamu akan menjauhi dirimu, dalam kondisi terkucil kamu akan mengalami kerugian sosial yang sangat besar.

Penutup

Sungguh sangat rugi orang yang meminum minuman keras, kerugian dan kesengsaraan hidup akan melekat pada dirinya selama ia tidak bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruknya.

Maka sadarilah betapa besar kerugian yang akan diperoleh, tidak hanya kesehatan namun kehidupannya di dunia dan akhirat akan merugi.

Maka tinggalkanlah, nyatakan dalam diri "Aku akan tinggalkan Minuman Keras" maka kau akan dapati hidupmu lebih baik, keberkahan dan kebaikan hidup akan datang kepadamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun