Sampai hari ini kita masih melihat kawasan perkotaan dan pedesaan dengan kaca mata dikotomi yang membawa keterhubungannya menjadi terlihat vertikal, yang seharusnya bisa setara. Lalu apa saja isu yang sampai hari ini belum terselesaikan yang menjadi gap anatara pembangunan yang ada di Kota dan di Desa.Â
Budget allocation and optimization
Pembiayaan pembangunan yang dialokasikan baik di desa maupun di kota, kota dengan prioritas pembangunannya melalui proyek strategis nasional dengan pendekatan pembangunan kota-kota metropolitan serta Desa dengan dana desa nya yang cukup besar seharusnya tidak menjadi isu yang cukup serius mengenai alokasi yang diberikan, namun dari segi optimalisasi terutama dana yang masuk ke kas desa ini yang sampai hari ini menjadi persoalan yang cukup besar.Â
Karena pasalnya tidak semua berhasil membuat program atau kegiatan yang inovatif dalam memanfaatkan dana desa yang telah diberikan. Belanja infrastruktur yang tidak ada habisnya, operasional kantor desa setiap bulannya menjadi kantung utama dari dana desa tersebut. Kita ketahui bersama ada juga yang berhasil memanfaatkan dana desa sehingga membuat desa tersebut maju bahkan mandiri dari segi ekonomi, seperti pembangunan tempat pariwisata, membuat produk skala UMKM, mengelola hutan dan perkebunannya sehingga produktif dan menjadi pemasok utama beberapa wilayah dan industri, serta banyak program lainnya.Â
Namun tidak semua sumber daya manusia di desa mampu melihat peluang dan mau mengeksekusinya yang sudah pasti akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka sendiri. Hal ini perlu ada peran kota dalam memberikan fasilitas dan tenaga nya untuk melakukan perpindahan pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan di desa yang notabene memiliki sumber daya alam yang lebih kaya.Â
Land tenure
Pengakuan atas hak kepemilikan lahan yang masih bermasalah baik tumpang tindih, atau penduduk yang memanfaatkan lahan negara yang seharusnya dilindungi atau tidak untuk ditempati. Sampai saat ini kelompok rentan bahkan bertempat tinggal di tanah-tanah ilegal dan tanpa perizinan dalam membangun tempat tinggalnya.
Land use regulation violation
Pelanggaran terhadap penggunaan lahan pun tidak terlepas dari permasalahan kawasan perkotaan dan pedesaan hari ini, banyak kawasan resapan air yang dibangun sehingga kawasan perkotaan kehilangan resapan air alaminya akibatnya banjir, begitu juga di pedesaan lahan pertanian perkebunan dan mata air teralih fungsikan dengan dibangunnya, industri , bendungan, jalan tol atau lainnya yang tidak sesuai dengan dokumen rencana tata ruang daerahnya karena tidak sesuai dengan kebijakan pusat akhirnya harus mengalah dan menimbulkan beberapa permasalahan seperti terbatasnya produksi pangan dan penurunan kualitas dan kuantitas air bersih dan udara di kawasan pedesaan. Seringkali regulasi hanya berhenti sampai pelegalan namun tidak benar-benar dijadikan pedoman atau acuan dalam melakukan pembangunan.Â
Income disparity Beter Move to City
Perbedaan pendapatan bukan menjadi rahasia, tentu hal ini pun disebabkan dari lapangan pekerjaan yang tersedia di kawasan pedesaan. Pada akhirnya menimbulkan kecemburuan secara sosial dan ekonom membuat penduduk desa banyak yang berpindah tempat tinggal ke kota untuk mendapatkan peruntungan yang lebih baik untuk ekonomi keluarganya. Kesempatan pekerjaan di Desa juga sangat terbatas pada sektor primer seperti pertanian yang harganya naik turun begitu cepat, membuat mereka kesulitan mendapatkan kesejahteraan dari sana. Sehingga urbanisasi begitu besar terjadi hingga akhirnya Kota Utama menjadi Jenuh seperti fenomena saat ini yaitu terjadi post urbanisasi, terjadi migrasi yang tinggi ke kota pinggirannya.Â
Rural land conversion urban and Spilled Urbanization
Kawasan pedesaan terkonversi menjadi perkotaan, sehingga ciri khas dari desa menjadi bias nilai jual dan keunikan menjadi hilang sehingga tidak ada pembeda dari kawasan perkotaan di Indonesia, hal ini akan menjadi menyulitkan ketika Kota hanya menjadi tempat berbisnis atau berkegiatan ekonomi saja, kota kehilangan value nya menjadi tempat tinggal juga. Baik Urbanisasi yang membuat penduduk kota berpindah ke kota atau kawasan pedesaan yang berubah menjadi kota, keduanya berdampak kurang baik ketika tidak ada pengawasan dan evaluasi yang benar. Sehingga penduduk kota tidak "tumpah" ke kota dan mengekspansi kawasan pedesaan menjadi kota yang tidak siap.Â
Education equality
Pendidikan yang setara menjadi masalah yang belum selesai di era digital saat ini, bukan karena sumbernya tetapi fasilitas atau infrastruktur pendidikan yang akhirnya membuat gap antara pendidikan yang ada di Kota dan Desa menjadi sangat timpang, jaringan internet, telekomunikasi,listrik dsb belum semua pelosok negeri menerima akses dengan baik. Mereka yang memiliki referensi pendidikan yang baik akan bersekolah di kota untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, ketika berhasil menyelesaikan pendidikannya kesempatan untuk bekerja ada di Kota, mereka akan berkarier di kota karena peluang nya lebih besar, sehingga sumber daya manusia di desa lambat berkembang.Â
---
Dari berbagai persoalan di atas, lantas apa solusi yang dapat kita tawarkan. Tentu kebijakan, perlu ada kebijakan yang mendukung keberlangsungan program yang inovatif sehingga dapat berdampak positif dan berjangka panjang.Â
Policy Continue support
Kebijakan yang disusun haruslah dapat mengintervensi program yang inovatif dapat berjalan dan berkelanjutan, seperti program sarjana masuk desa yang disertai pemberian beasiswa dan pendampingan dalam membangun desanya hingga desa tersebut secara mandiri dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk penduduknya dan membangun berbagai infrastruktur pendukung untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.Â
Payment for ecosystem service
Sering sekali desa hanya difungsikan sebagai sumber utama penghidupan mereka yang ada di kota mulai dari hasil produksi tani nya, sumber air bersihnya, dan energi listrik yang dihasilkan namun harga yang harus dibayarkan kota kepada desa masih belum bisa dibilang adil. Seharusnya bisa dilakukan pembayaran untuk jasa ekosistem seperti perdagangan karbon, penjagaan ekosistem alam yang dapat mendukung kota dan bersumber di desa perlu di berikan feedback yang seimbang, hal ini untuk mendukung ekosistem tersebut terus berlangsung baik, juga memberikan kepercayaan penduduk desa untuk tetap di desa dengan memenuhi kebutuhan hidup yang tersedia di kota dapat mereka akses di desa melalui penambahan pembiayaan dari pembayaran jasa ekosistem tersebut. Berikut beberapa yang bisa dilakukan dalam hal ini kita sebut saja insentif seperti :
Zero taxes for farmers
Pajak Nol Rupiah untuk para petani yaitu sebagian besar profesi yang ada di desa, sehingga para petani dapat dengan nyaman dan aman dan justru mendapatkan dukungan subsidi atau bantuan dalam memperoleh, pupuk, bibit, obat dsb.
Agriculture corporation
Pengembangan perusahan pertanian dilevel komunitas sehingga para petani dapat berbadan usaha dan mengelola keuangan secara mandiri yang lebih besar dan stabil. Hal ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memutus rantai hutang dan penjualan hasil tani dengan harga yang sangat rendah kepada tengkulak. Sehingga banyak usaha yang bisa dilakukan selain bertani seperti biasanya.
LSD for Food SecurityÂ
Program Lahan Sawah Dilindungi untuk Ketahanan Pangan seharusnya bisa memberikan peran yang lebih jauh kepada para petani yang lahannya masuk ke dalam kebijakan tersebut, para petani perlu diberikan insentif setiap bulan nya dan asuransi kegagalan panen karena telah berkomitmen untuk tetap menggarap lahannya untuk kepentingan bangsa. Bukan hanya diminta untuk tidak menjual dan mengalihfungsikan lahan selain pertanian saja. Sehingga program ketahanan pangan ini juga tidak membebani para petani.Â
Landscape farming protection
Memberikan perlindungan kepada lahan hijau atau lahan pertanian seperti yang dilakukan di Bali terhadap terasering yang ditetapkan sebagai kawasan bersejarah /heritage area sehingga secara hukum dilindungi. Hal ini bisa mencegah alih fungsi lahan yang tidak terkendali diperkotaan dan kerusakan lingkungan khususnya pada kawasan-kawasan wisata di pedesaan.Â
Innovative program evaluationÂ
Program perhutani sosial yang konsepnya cukup baik perlu dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan implementasinya. Karena di lapangan banyak hutan yang dijadikan program perhutani sosial justru menjadi masalah baru, karena kurangnya pengawasan tanaman yang ditanam, presentasi pohon kayu, pohon produksi, dan perkebunan tidak seimbang sehingga mengurangi daya resapan yang dapat menimbulkan banjir dan longsor. Hal ini juga berkaitan dengan perhitungan pajak karbon dan mitigasi dampak perubahan iklim yang programnya berkaitan satu sama lain sehingga seharusnya bisa menjadi program bersama yang saling berkesinambungan antar kementerian dan lembaga.Â
Equity in Infrastructure DevelopmentÂ
Pembanguanan  yang merata dan berkesinambungan antara kawasan perkotaan dan pedesaan, sehingga dapat dengan mudah penduduk kota dan desa mendapatkan akses yang sama terhadap berbagai hal, mulai dari pendidikan, kesehatan, peribadatan, hingga perekonomian. Ketika pembangunan yang merata dan berkesinambungan, penduduk desa tidak perlu berpindah tempat ke kota karena kebutuhan hidupnya sudah dipenuhi di desa dan kesempataan kerjanya tercipta dengan merata, dan akses mudah dari desa ke kota dan sebaliknya untuk mempermudah logistik masuk dan keluar dan perpindahan orang dengan transportasi yang sehat.Â
Ketika kebijakan yang dibuat hamonis dan berkelanjutan, pemabangunan infrastrutktur nya merata dan peran dan fungsi masing-masing daerah dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kecemburuan bukan tidak mungkin hubungan desa dan kota tidak lagi menghirarki melainkan setara saling memberi dan mendapatkan sesuatu untuk keberlangsungan kehidupan penduduk yang ada di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H