Kalau Ahok sudah punya 1 Juta KTP dan kemudian Nasdem, Hanura dan Golkar sudah bergabung maka logikanya Ahok sudah punya (1 Juta Suara + 3 Mesin Parpol) maka seharusnya Ahok tidak perlu menghiba-hiba pada PDIP untuk mendukungnya. Faktanya Ahok di berbagai berita sering sekali memuja-muji Megawati dan mengatakan secara gamblang ingin didukung Megawati (Ahok bilang Megawati sudah janji mau dukung dia, Belanda masih Jauh).
Dengan menghiba-hibanya Ahok kepada Megawati minta dukungan, maka orang kembali bertanya. Â Untuk apa bersusah-payah mengumpulkan 1 juta KTP kalau akhirnya tidak dipakai? Â Apalagi katanya biaya operasional Teman Ahok selama 1 tahun sudah mencapai hampir 30 Milyar rupiah. Loh itu uangnya darimana dan apa nggak rugi terbuang sia-sia?
Jadi akhirnya banyak orang berkesimpulan : wah jangan-jangan Klaim 1 Juta KTP itu hanya Bohong Besar. Jangan-jangan Klaim berkali-kali soal KTP sudah terkumpul sekian ratus ribu, lalu terkumpul sekian ratus ribu itu hanya kamuflase agar partai-partai datang mendekat?Â
Tapi ya sekali lagi itu bukan urusan saya. Â Parpol-parpol mau tertipu Ahok itu urusan mereka. Â Para pendukungnya (tadinya) yang kagum keberanian Ahok untuk maju lewat jalur Independen merasa tertipu, ya bukan urusan saya juga.
Yang saya sayangkan adalah jangan sampai terjadi di kemudian hari yang seperti ini lagi. Â Ada seorang Calon Kepala Daerah yang melakukan manuver tidak jelas seperti ini. Â Dan menurut saya, melakukan klaim-klaim sepihak tanpa bisa menghadirkan bukti ini mungkin bisa dikategorikan sebagai Pembohongan Publik. Â Ini sama sekali tidak Mencerdaskan dan ini benar-benar menyedihkan.
Udahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI