Membaca artikel Kompasianer  Goenawan, saya jadi teringat " Indikasi Terjadinya Kebohongan Besar" yang telah dilakukan Ahok bersama Konsultan Politiknya Cirus Network.Â
Tentu saja saya mengatakan hal itu sebuah Indikasi atau jelasnya sangat sulit mempercayai klaim Ahok dan Konsultan Politiknya bahwa mereka telah berhasil mengumpulkan 1 Juta KTP. Â Mengapa sulit mempercayainya? Â Karena hal-hal dibawah inilah yang jadi pertimbangannya. Â Cekidot Kronologis dan Logikanya kawan :
1.Ahok pada Juli 2015 bersama Cirus Network berhasil menelorkan sebuah Komunitas yang bernama Teman Ahok. pada saat itu mereka merencanakan menggalang dukungan massa untuk Ahok yang ingin maju Pilgub DKI 2017 lewat jalur Independen.
2.Desember 2015 disebut-sebut Teman Ahok sudah berhasil mengumpulkan KTP sejumlah 500 ribu. Â Gegerlah tanah air dan begitu banyak orang terkagum-kagum dengan Ahok yang mampu menginspirasi 500 ribu orang untuk menyetorkan KTP nya.Â
Logika umum yang ada di benak masyarakat kita sebenarnya sudah sulit mencerna peristiwa itu. Â KTP (baik dalam bentuk asli maupun Fotocopy) itu tidak mudah diberikan seseorang pada orang lain. Â Kejahatan di Indonesia yang menggunakan FC KTP cukup banyak jadi Logika Umum masyarakat adalah Tidak akan mungkin seseorang mau menyerahkan Fotocopy KTP nya pada orang lain yang belum jelas bisa dipercaya.Â
Mereka takut sekali bahwa FC KTP itu akan disalahgunakan orang lain.  Belum lagi data-data lainnya seperti alamat, No. Hp dan lainnya. adalah sangat riskan menyerahkan FC KTP berikut data pribadi seseorang kepada suatu pihak kecuali kepada  Lembaga Resmi Pemerintah.Â
Jadi sangat mengherankan Ahok bisa mendapatkan 500 ribu KTP dalam waktu 6 bulan. Â Pertanyaannya, siapa dari masyarakat Jakarta yang mengenal Teman Ahok? Kenal juga nggak, gimana mau nyerahin FC KTP.
3.Februari 2016, Teman Ahok mengklaim sudah mendapatkan 700 ribu KTP. Â ini juga aneh sekali terdengarnya tapi tidak ada urusan untuk mencari-tahu kebenarannya.
Pada saat itu tiba-tiba ada keputusan KPUD tentang Peraturan Pilkada dimana untuk Calon Independen dibutuhkan Meterai bagi mereka yang mendukung Cagub Independen. Â Peraturan KPUD itu langsung membuat ribuan pendukung Ahok marah. Jangankan pendukungnya, bahkan Ahok sendiri ngamuk-ngamuk dan mengatakan ada pihak-pihak yang ingin menjegalnya maju di Pilgub DKI 2017.
Waktu itu terlihat serius sekali permasalahannya. Heboh besar di media-media sosial yang menampung kemarahan ribuan pendukung Ahok.
Masih di bulan Februari 2016, tiba-tiba Ridwan Kamil datang ke Jakarta dan bertamu ke Ahok. Â Ahok kaget dengan kedatangan kang Emil. Dipikirnya Kang Emil datang untuk meminta izin untuk mengikuti Pilgub DKI 2017. Â Ahok langsung mengatakan ingin maju Pilgub DKI 2017 bersama PDIP. waduuhhh.. kagetlah semua orang.
Teman Ahok juga katanya muaraaah cekaliii.. Â Teman Ahok langsung curhat ke media-media sosial. Mereka mengatakan Ahok telah dihipnotis oleh PDIP sehingga batal maju lewat jalur Independen. Â wah pokoknya ruameee dan huebooh banget waktu itu.
Akhirnya Ahok kembali menegaskan akan kembali maju lewat jalur Independen. Â Masyarakatpun mendengarnya sambil mantuk-mantuk saja.
4.Selanjutnya bulan Juli 2016, Â Teman Ahok mempublish berita bahwa KTP 1 juta telah terkumpul. Mereka merayakannya di sebuah Area Parkir sebuah Gedung di Jakarta Selatan. Â Mereka berteriak-teriak agar Habiburokhman segera terjun dari Monas karena faktanya sudah terkumpul 1 juta KTP. Â Bahkan Ahok sendiri sempat bertanya pada para pendukungnya : Kapan orang itu mau terjun dari Monas?
Pokoknya kalau pembicaraan di medsos-medsos memang ramai. Tetapi sebaliknya pada acara syukuran terkumpulnya 1 Juta KTP itu yang ramai hanya umbul-umbulnya saja. ramainya kayaknya karena hanya ada artisnya saja. Â kalau lihat foto-foto yang dipublish, terlihat sekali tidak sampai 1.000 orang hadir disana. Â Wah ini sungguh jauh berbeda dengan jumlah KTP yang sudah dikumpulkan. Yang dikumpulkan 1 Juta tapi yang hadir 1 ribu.
5.Selanjutnya begitu mendekati Pendaftaran Cagub ke KPUD DKI, terjadilah kejutan lagi. Â Ahok ini senangnya membuat kejutan. Â Tiba-tiba Ahok membatalkan Jalur Independen yang akan ditempuhnya. Â Ahok menyatakan ingin maju lewat Jalur Parpol saja. hohohohohohoooooooo... (Santa Klaus mode on).
LOGIKANYA...
Dengan perjuangan berat 1 tahun, kalau memang yang namanya Teman Ahok itu Nyata (Real memang ada komunitasnya dengan jumlah sekian ratus orang), secara Logika Ahok tidak mungkin akan mengecewakan mereka. Â apalagi Ahok sempat membuat statement ke publik bahwa lebih baik dia tidak maju ke Pilgub DKI 2017 daripada harus mengecewakan Teman Ahok.
Faktanya Ahok maju lewat jalur Parpol. Â Dan itu bisa berarti 2 hal. Â Pertama, Ahok memang tukang bohong dan tidak pernah perduli dengan bantuan orang lain. atau Yang Kedua, yang namanya Teman Ahok itu mungkin sebenarnya adalah sebuah Komunitas Ilusi. Â Komunitas yang tidak pernah ada. kabarnya yang 5 orang itu yang disebut pengurus Teman Ahok adalah Pegawai Cirus Network. ini kabarnya loh. saya tidak tahu dan tidak ingin tahu kebenarannya.Â
lalu kabarnya juga, yang bertugas ngumpulin KTP tapi tidak berhasil-berhasil itu adalah orang-orang sewaan. Â Malah mereka saling menjelekkan satu sama lain. Begitu juga dengan yang jaga-jaga di Booth-booth di mall-mall itu hanyalah karyawan lepas yang berhonor sekitar 2,5 juta per bulan. jadi yang namanya Teman Ahok itu ya hanya 5 orang saja. Itu katanya.
selanjutnya karena Teman Ahok itu dicurigai sebenarnya merupakan sebuah Komunitas yang tidak pernah ada, maka orang jadi bertanya : Benarkah Ahok pernah mengumpulkan KTP warga DKI hingga mencapai jumlah 1 Juta? Â Apa buktinya? atau Siapa yang bisa membuktikan hal itu?
LOGIKANYA...
Kalau Ahok sudah punya 1 Juta KTP dan kemudian Nasdem, Hanura dan Golkar sudah bergabung maka logikanya Ahok sudah punya (1 Juta Suara + 3 Mesin Parpol) maka seharusnya Ahok tidak perlu menghiba-hiba pada PDIP untuk mendukungnya. Faktanya Ahok di berbagai berita sering sekali memuja-muji Megawati dan mengatakan secara gamblang ingin didukung Megawati (Ahok bilang Megawati sudah janji mau dukung dia, Belanda masih Jauh).
Dengan menghiba-hibanya Ahok kepada Megawati minta dukungan, maka orang kembali bertanya. Â Untuk apa bersusah-payah mengumpulkan 1 juta KTP kalau akhirnya tidak dipakai? Â Apalagi katanya biaya operasional Teman Ahok selama 1 tahun sudah mencapai hampir 30 Milyar rupiah. Loh itu uangnya darimana dan apa nggak rugi terbuang sia-sia?
Jadi akhirnya banyak orang berkesimpulan : wah jangan-jangan Klaim 1 Juta KTP itu hanya Bohong Besar. Jangan-jangan Klaim berkali-kali soal KTP sudah terkumpul sekian ratus ribu, lalu terkumpul sekian ratus ribu itu hanya kamuflase agar partai-partai datang mendekat?Â
Tapi ya sekali lagi itu bukan urusan saya. Â Parpol-parpol mau tertipu Ahok itu urusan mereka. Â Para pendukungnya (tadinya) yang kagum keberanian Ahok untuk maju lewat jalur Independen merasa tertipu, ya bukan urusan saya juga.
Yang saya sayangkan adalah jangan sampai terjadi di kemudian hari yang seperti ini lagi. Â Ada seorang Calon Kepala Daerah yang melakukan manuver tidak jelas seperti ini. Â Dan menurut saya, melakukan klaim-klaim sepihak tanpa bisa menghadirkan bukti ini mungkin bisa dikategorikan sebagai Pembohongan Publik. Â Ini sama sekali tidak Mencerdaskan dan ini benar-benar menyedihkan.
Udahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI