Mohon tunggu...
Jossie Rompie Sheila
Jossie Rompie Sheila Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yang Kalian Bela itu Kepentingan Ibadah (Agama) atau Kepentingan Ahok Sih?

21 Desember 2016   14:20 Diperbarui: 21 Desember 2016   14:39 2161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang saja saya lihat dan saksikan, belakangan ini sudah begitu banyak tulisan-tulisan di berbagai media social (termasuk Kompasiana), blog-blog pribadi, dan situs-situs tidak jelas yang menshare tulisan-tulisan yang cenderung memprovokasi umat Kristen.

Kebanyakan tulisan-tulisan itu membesar-besarkan permasalahan. Terkesan kuat sebagian saudara-saudara kita yang beragama Nasrani sudah terprovokasi karena hal itu.

Ada 3 Isu yang paling krusial diprovokasi oleh tulisan-tulisan itu. Yang pertama adalah Penggiringan Opini bahwa Kasus Ahok bukanlah Kasus Hukum melainkan Kriminalisasi. Yang lebih parah malah ada yang mengatakan bahwa Proses Ahok menjadi Tersangka adalah Diskriminasi WNI. Ini Gila dan Ini Sesat.

Tulisan-tulisan provokatif yang mencoba menggiring pembaca dan menanamkan opini di benak pembaca bahwa Ahok tidak bersalah itu sebenarnya amat sangat menyesatkan.

Kalau Ahok tidak bersalah itu artinya Mabes Polri Indonesia keliru karena sudah ngaco karena mentersangkakan Ahok. Kalau Sri Bintang Pamungkas tidak bersalah itu artinya Polri bekerja Ngawur dan asal-asalan. Masa seperti itu?

Anda masyarakat yang seperti apa kalau tidak percaya Polri dan Jaksa bisa menegakkan Hukum?

Kita ini bangsa apa sih? Kok senangnya mencurigai semua pihak?

Polri dicurigai sudah berkongkalikong, Jaksa sudah dicurigai memihak, BPK dicurigai Ngaco, Seluruh PNS DKI dicurigai sebagai Maling dan lain-lainnya, dan lain-lainnya.

Kasus Ahok itu jelas Kasus Hukum. Polri kita sudah bekerja sebaik-baiknya. Kejaksaan kita sudah bekerja sebaik-baiknya. Begitu juga kasus Sri Bintang Pamungkas, Ahmad Dani dan lainnya adalah Kasus Hukum.

Kita sebagai warganegara yang terikat pada konstitusi diharuskan membiarkan semua proses hukum berjalan dengan baik. Biarkan keadilan ditetapkan sesuai undang-undang yang berlaku di negara hukum ini.

Kalau merasa diperlakukan tidak adil, sampaikan dengan baik. Kalau mau membela Ahok, silahkan membela dengan jalur hukum yang ada. Silahkan jadi Pengacaranya, silahkan ajukan keberatan, Banding hingga Kasasi.

Jadi tidak perlulah melakukan Penggiringan Opini besar-besaran dan membelokkan masalahnya menjadi berkembang tidak karuan.

Yang sangat menyedihkan adalah ada yang menganggap Kasus Ahok ini adalah Diskriminasi Hukum. Dia berpikir bahwa Ahok dihukum karena Ahok itu non muslim. Yang seperti ini kan mengada-ada. Tidak pernah ada di negeri ini orang dihukum karena agamanya bukan Muslim.

Kriminalisasi. Ada lagi yang begitu hebohnya berteriak-teriak Kasus Ahok itu Kriminalisasi. Memangnya mereka ngerti defenisi Kriminalisasi. Kalau tidak ada Kasus (kejadian) kemudian diproses Hukum barulah itu Kriminalisasi. Lah ini sangat jelas kejadiannya di Kep Seribu, ada Videonya dan lain-lain kok dianggap sebagai Kriminalisasi?

Jadi sekali lagi yang pertama adalah Penggiringan Opini sesat yang mencoba untuk selalu menanamkan di benak para pembaca bahwa Ahok tidak Bersalah. Implikasinya kemudian menyangkut-pautkannya dengan Agama dimana dikesankan Agama Kristen diperlakukan secara diskriminatif. Ini sangat menyesatkan.

Yang Kedua adalah Penggiringan Opini besar-besaran bahwa Aksi Damai Jilid 1 sampai 3 ini sebagai Pendzaliman Besar-besaran oleh Umat Muslim Indonesia terhadap Ahok yang beragama Kristen. Ini benar-benar di luar konteks. Ini benar-benar menyesatkan dan ini akan berimplikasi sangat luas.

Pemahaman mengapa ada Aksi Damai besar-besaran Jilid 1 sampai jilid 3 itu bukan karena Ahok itu orang Tionghoa atau dia beragama Kristen. Sangat salah kalau ada yang menganggapnya seperti itu.

Aksi Damai Jilid 1 hingga Jilid 3 itu terjadi karena selama ini masyarakat luas menganggap Ahok itu Kebal Hukum. Inilah Garis Besarnya dan Inilah Alasannya.

Kasus RS Sumber Waras jelas-jelas negara rugi Rp.600 Milyar lebih tapi Ahok tak tersentuh. Kasus Reklamasi jelas-jelas itu Grand Corruption tetapi faktanya Ahok juga tak tersentuh Hukum. Kasus-kasus kontroversial seperti inilah yang akhirnya membuat masyarakat menilai Ahok adalah Orang Kebal Hukum dan Ahok dilindungi oleh Presiden Jokowi.

Hal itulah yang menyebabkan terjadinya Aksi Damai Jilid 1 sampai Jilid 3. Tolong dicatat ini kawan, inilah fakta sebenarnya. Jangan sampai kalian terprovokasi Cyber Army Ahok yang mempolitisasi keadaan ini.

Tidak pernah terjadi Ahok itu dimusuhi Umat Islam dikarenakan dia Tionghoa atau dia Kristen. Sekali lagi tidak pernah.

Ahok dimusuhi Banyak Umat Islam (tidak semua) karena Mulut Kotornya. Karena Kelancangannya menyepelekan Ayat Quran. Hanya itulah alasannya. Jadi jangan sampai hal ini dibesar-besarkan oleh Cyber Army Ahok dan akhirnya opini yang berkembang adalah Ahok dimusuhi Umat Islam Indonesia dikarenakan dia Tionghoa dan dia Kristen.

Dan Yang Ketiga adalah : Ada Upaya-upaya Sesat yang dilakukan segelintir orang dengan membuat sebuah Opini bahwa Pengeboman Gereja di Samarinda berhubungan dengan Aksi Damai Umat Islam maupun Kasus Ahok. Inilah yang paling menyesatkan yang ada. Bahwa sudah ada opini-opini yang berkembang bahwa gara-gara kasus Ahok maka Gereja di Samarinda di Bom. Sungguh terlalu.

Pemboman Gereja Samarinda adalah Ulah Teroris. Benar bahwa Teroris itu mayoritas beragama Islam tetapi Teroris itu tidak identic sama sekali dengan Umat Islam. Akan sangat sesat kalau ada yang memukul-rata antara Teroris dengan Umat Islam. Pemahaman ini akan sangat berbahaya dan akan memicu Perang Agama.

Pemboman Gereja di Samarinda sangat jelas tidak berhubungan dengan Aksi Damai Jilid 1 sampai 3. Pengeboman Gereja Samarinda sangat jelas tidak ada hubungannya dengan Kasus Ahok. Anda tidak percaya?

Kalau anda menganggap Pengeboman Gereja Samarinda berkaitan dengan Kasus Ahok, maka Pengeboman Gereja di Kairo, Pengeboman Gereja di Turki dan Aksi Menabrakkan Truk di Pasar Natal Berlin dalam 1 minggu terakhir ini juga berhubungan dengan Kasus Ahok. Benar Begitu?

Makanya saya menulis artikel ini untuk meluruskan apa-apa yang sudah terjadi. Jangan sampai Cyber Army Ahok memprovokasi umat Kristen dan menganggap Kasus Ahok adalah Upaya Diskriminasi negara (mayoritas Muslim) terhadap warga Kristen. Ini amat sangat berbahaya kalau sampai terjadi provokasi yang demikian.

Hanya karena Elektabilitas Ahok sudah turun anjlok maka Cyber Armynya memakai berbagai cara agar Ahok tetap dibela oleh kaumnya. Kalau memang ini yang terjadi maka betapa rusaknya perangai Cyber Army tersebut.

Kasus Ahok adalah Kasus Hukum. Ingat baik-baik, Secara Substansi Kasus Ahok adalah Kasus Hukum. Betul berdampak pada PIlgub DKI, tetapi ingat sama sekali bahwa Tidak ada Konspirasi yang terjadi di kasus Ahok ini. Ahok ngomong dibohongi pake ayat Al-Maidah itu omongan Ahok sendiri. Tidak ada pihak manapun yang menyuruh Ahok ngomong begitu. Jadi sangat tidak waras kalau sampai ada orang yang mengatakan Kasus Ahok adalah Kriminalisasi menjelang Kontestasi Pilgub DKI 2017.

Dan yang terakhir ya saya ingin menghimbau agar para pendukung Ahok tidak terlalu lebay lah. Jangan suka membesar-besarkan masalah. Jangan suka mendramatir keadaan saat ini.

Aksi Penolakan Ibadah di Bandung itu hal yang bukan luar biasa. Ingat kawan itu bukan hal yang luar biasa karena pernah terjadi beberapa kali sebelumnya di beberapa daerah. Pahami Frasa BEBERAPA.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, setahu saya ada 4-5 kali terjadi Umat Kristiani ditolak beribadah di tempat-tempat tertentu. Kejadian ini terjadi di beberapa kota. Ingat ya, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Ingat ya terjadi di beberapa kota.

Itu artinya secara prosentase gangguan beribadah yang terjadi hanya dibawah sepersekian persen dari acara beribadah yang dilakukan di seluruh Indonesia.

Mengapa sampai Umat Kristen dilarang Beribadah? Siapa sih yang melarangnya?

Saya tidak tahu mengapa terjadi begitu. Tapi anak kecil juga tahu bahwa yang melarang umat Kristen Beribadah itu hanya segelintir orang. Hanya segelintir Ormas. Kenapa sampai ada orang yang begitu lebay menganggap bahwa mayoritas umat Muslim di Indonesia melarang Umat Nasrani Bernatalan?

Mengapa sampai ada orang yang begitu Lebaynya dan mengatakan di Medsos bahwa menurut kawan-kawannya di luar negeri, Bernatalan di Indonesia saat ini tidak Aman? Ini sungguh Lebay dan sangat mengada-ada.

Fakta yang ada memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam 10 tahun terakhir ini di negeri ini dan di manca negara (Eropa dan lainnya) pada saat mendekati Natal dan Tahun Baru selalu saja ada Potensi Gangguan Keamanan. Perhatikan kalimatnya. Bukan hanya terjadi di Indonesia.

Dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Ahok. Sekali lagi, dalam 10 tahun belakangan ini , potensi gangguan ketertiban dalam upacara perayaan Natal dan Tahun Baru itu memang ada. Dan itu terjadi di banyak Negara bukan hanya di Indonesia saja. Dan TIDAK BERHUBUNGAN sama sekali dengan Ahok. Jadi jangan membuat Opini Sesat dengan mengaitkan gangguan perayaan Natal dengan Kasus Ahok.

Masih ingat Peristiwa Tolikara? Mengapa itu sampai terjadi? Adakah orang yang berkesimpulan itu ulah Umat Kristen. Tidak ada , kawan. Tidak ada sama sekali kesimpulan bahwa Peristiwa Tolikara yang mengganggu umat Muslim yang ingin Shalat Ied itu dilakukan oleh Umat Kristen. Itu hanya salah paham dari saudara-saudara kita di Papua yang kebetulan beragama nasrani. Hanya salah paham dan tidak ada satupun orang yang ingin memperpanjang masalah kecil itu. (masalah yang pasti terjadi di negara multi agama).

Jadi kembali lagi ke Cyber Army Ahok, tolonglah jangan suka memperkeruh suasana denga melibatkan semua hal dengan Kasus Hukum Ahok. Jangan sampai kalian memprovokasi umat Nasrani dan menciptakan suatu opini bahwa saat ini terjadi Diskriminasi terhadap umat Nasrani. Jangan sampai terjadi seperti itu.

Kasus Surat Edaran MUI tentang Pelarangan Atribut Natal digunakan oleh umat Islam itu tidak ada yang salah. Surat Edaran itu bisa dikeluarkan karena dalam beberapa tahun terakhir banyak Karyawan Muslim yang bekerja di Perusahaan Non Muslim (Baik untuk kepentingan Bisnis maupun Nuansa Keagamaan), mereka dipaksa untuk menggunakan Atribut Natal. Inilah yang terjadi. DAN TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN AHOK. Begitu juga dengan Aksi 212. TIDAK ADA HUBUNGANNYA. MUI hanya memfasilitasi kelurahan para karyawan muslim itu saja.

Di sisi lain Sweeping yang dilakukan segelintir orang itu memang terjadi di 1-2 Kota. Hanya dilakukan 1-2 ormas saja. Tapi apa artinya bila dibandingkan dengan sekian ratus ormas yang ada? Apa artinya bila dibandingkan dengan 500 lebih kota yang ada di Indonesia yang jelas-jelas masih tetap kondusif?

Jadi memang akan sangat lebay dan sungguh menyesatkan bila Sweeping segelintir orang itu dibesar-besarkan dan dianggap sebagai diskriminasi Umat Islam terhadap warganegara Nasrani.

Akhirnya saya hanya ingin menghimbau : Bijaklah dalam membuat Opini. Jangan hanya karena terdorong aspirasi politik untuk membela Ahok yang sudah anjlok Elektabilitasnya maka upaya adu domba antar umat beragama pun di lakukan. .

Jangan sampai hanya gara-gara membela kepentingan politik Ahok maka seluruh umat Nasrani dipaksa dan diprovokasi besar-besaran untuk membela Ahok yang sudah jelas-jelas bersalah.

Udahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun