Seiring kemajuan teknologi dan tumbuhnya generasi Gen Z (sekumpulan anak muda yang tidak bisa lepas dari ponsel), dunia digital sangat pas dan tepat sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan (dakwah). Jika kita amati saat ini banyak dakwah yang disampaikan melalui media-media sosial seperti Tweeter, Facebook, Instagram, TikTok, Youtube dan lain-lain. Bahkan jika anda pintar membuat konten-konten yang menarik tentu akan menjadi sumber pundi-pundi pendapatan. Sisi positifnya anda akan memperoleh dua keberuntungan atau manfaat yaitu manfaat keberkahan (baca pahala) dan uang tentunya. Di Indonesia telah terjadi pergeseran mobilitas media dari media konvensional (Cetak) ke media elektronik/digital secara  besar-besaran pada era tahun 2017 dimana pada saat itu ditandai dengan banyaknya media cetak  yang kolap. Data riset Nielsen menunjukan bahwa : Masyarakat Indonesia 95% media TV dijadikan medium utama, Internet atau media online sebesar 33%, Radio sebesar 20%, Surat Kabar sebesar 12%, tabloid 6%, dan majalah 5%. Pada tahun 2009 Penulis pernah mengadakan seminar dengan tema manfaat internet untuk dunia pendidikan, yang salah satu nara sumbernya adalah Kak Seto Mulyadi (Psikolog Anak & Tokoh Pendidikan). Kak Seto menyampaikan bahwa " internet ibarat sebuah pisau, tergantung kepada orang yang menggunakanya. Jika dipakai oleh tukang daging maka sangat bermanfaat, namun jika dipakai penjahat sangat berbahaya". Inilah dilema dari kemajuan teknologi, kita dituntut harus bijak dan tepat dalam menempatkan sesuai dengan proporsinya.
Â
Â
Disclaimer:
Kutipan ini sudah meminta ijin dari admin @NU Garis Lucu, dan tulisan ini adalah pendapat pribadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI