Mohon tunggu...
Warent Nteguh
Warent Nteguh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis, Membaca, Travelling, Game

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Medali Sakral Bintang Gerilya: Perjuangan Rakyat Mempertahankan Kedaulatan NKRI dalam Menghadapi Serangan Sekutu dalam Agresi Militer Belanda

20 Agustus 2024   20:04 Diperbarui: 20 Agustus 2024   21:22 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, bagaimana kakek bisa selamat? Dalam catatan, diceritakan bahwa kakek melompat ke sungai yang penuh dengan buaya demi menyelamatkan diri. Beruntung, kakek selamat dari terkaman buaya. Malam itu, mereka tertawa-tawa karena bahagia kakek selamat, dan juga lucu karena mereka yang tidak gentar menghadapi serangan musuh, justru merasa ngeri melihat kedatangan kakek di malam hari.

Kembali ke lemari tua, aku sangat menikmati membuka-buka catatan kakek. Aku memeriksa setiap sudut lemari hingga menemukan sebuah medali yang sangat indah. Belum pernah aku melihat medali seperti ini. Rasa penasaran membawaku untuk mulai mencari informasi.

Ternyata, medali itu adalah Bintang Gerilya, sebuah penghargaan dari pemerintah Indonesia kepada para pejuang gerilya. Di catatan itu juga, diceritakan bahwa kakek berpangkat Lettu. Ada foto kakek dalam seragam lengkap, tampak gagah dan pemberani. Foto itu diambil sekitar tahun 1945, saat kakek sudah berpangkat Lettu. Wajahnya mengingatkanku pada Jenderal Sudirman.

Namun, setelah berhasil mengusir penjajah dan mempertahankan kedaulatan NKRI, karir kemiliteran kakek terputus. Banyak teman seperjuangan kakek yang terus berkarir di pemerintahan baru dan meraih kesuksesan. Meski kakek hanya seorang pensiunan veteran dengan pangkat biasa, rasa cinta kakek pada negara tidak pernah diragukan.

Di masa tuanya, kakek berpesan agar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan bersama teman-teman seperjuangannya jika kelak Allah memanggilnya. Kami menjalankan wasiat kakek dengan penuh hormat.

Bismillahirrahmanirrahim, beristirahatlah dengan tenang, Kakek Kebanggaan, Pahlawan Bangsa. Selama Negara Indonesia masih berdiri, makam kakek akan tetap terpelihara dan terjaga. Upacara penghormatan 17 Agustus akan selalu mengenang jasa-jasamu, dan tabur bunga 10 November akan membuat makam kakek selalu wangi, dengan jutaan rakyat Indonesia yang mendoakan.

Piagam Penghargaan, Medali Sakral, dan Bintang Gerilya yang kakek dapatkan adalah bukti perjuangan dan tekad kuat menjaga kedaulatan NKRI. Bangga rasanya memiliki kakek seorang pejuang.

Akan kujaga medali sakral kebanggaan kakek.

Salam hormat dari cucu yang jauh di perantauan.

Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun