Seringkali Danu izin tidak mau ke sekolah, dengan alasan sakit. Kaki keseleo atau alasan lainnya.
Itu hanyalah alasan Danu saja, untuk menghindar dari geng bully.
Sebenarnya Ibu Danu khawatir mengenai keadaan Danu, tetapi Danu tidak pernah menceritakan apa yang dia alami di sekolah.
Tidak pernah terpikir oleh ibunya, kalau selama ini Danu telah dibully.
Hingga kejadian saat kenaikan sekolah seorang teman Danu , yang bernama Mey menceritakan peristiwa yang dialami Danu kepada ibunya.
Ibu Danu syok, marah, kecewa, sedih dan menangis.
Ibunya merasa gagal tidak bisa memberikan perlindungan kepada putranya.
Apalagi mendengar, kalau Danu pernah dipaksa memakan cabe rawit/cabe setan sebanyak 5 buah. Padahal Danu tidak pernah kuat makan pedas.
Geng bully memang keterlaluan.
Ibu Danu pun menghadap ke sekolah.
Sekolah memanggil orang tua dari  geng bully tersebut.
Agar mereka pun bisa menasehati dan mengawasi anaknya. Mengarahkan anaknya agar tidak membully dan harus saling menyayangi antar teman di sekolah.
Saat ini Danu sudah bersekolah di salah satu SMP dan Danu sudah memiliki banyak teman.
Mereka saling mendukung satu sama lain.
Dan di hati mereka sudah tertanam "Stop Bullying"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H