Mohon tunggu...
Sahro Wardil Lathif
Sahro Wardil Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

No Wa. 085815760283 Ig: wardil.lathif Fb: Wardil Lathif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manajemen Rasa Malas

31 Juli 2023   05:44 Diperbarui: 31 Juli 2023   07:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah mendapat pertanyaan dari peserta Pelatihan, katanya "bagaimana kita bisa keluar dari Zona Nyaman?", saat itu kujawab dengan cara carilah teman yang sangat aktif, karena dengan temanmu itulah kamu akan tergerak untuk berbuat sama seperti dia, paling tidak ada satu dua kegiatannya yang menjadikanmu bisa mengikutinya. Motivasiku menjawab seperti itu karena Aku dulu juga begitu.

Tapi ada satu hal yang bisa menghambat kita untuk keluar dari zona nyaman, yakni malas. Rasa Malas adalah sesuatu yang wajar. Malas  merupakan suatu cara kerja otak atau mindset. Karena apa? Kalau kita belajar dari salah satu guru motivator dunia, Anthony Robbins, dia berkata bahwa : "Manusia itu akan bergerak maju (moving forward), kalau ada 2 hal. Yang pertama adalah manusia akan bergerak maju jika ada sesuatu yang merangsang dia dan menyenangkan dirinya. 

Maka akhirnya dapat membuat ia keluar dari rasa malasnya. Dan yang kedua yaitu menghindari rasa sakit. Dia menghindari hukuman. Dia menghindari punishment. Hal inilah yang membuat manusia akhirnya terpaksa keluar. 

Ada kata 'terpaksa' disini. Kalau anda tidak punya dua poin ini, besar kemungkinan kita sudah dihinggapi rasa malas. Dan celakanya, kebanyakan dari kita tidak sadar kalau kita sendiri adalah seorang pemalas. 

Kalau kita ingin keluar dari Zona Kemalasan ini, kita harus membuat target atau goals yang jelas. Kalau kita memiliki target yang jelas, niscaya kita tidak akan punya rasa malas.

Contoh, misalkan target Kita tahun ini : 'Saya mau membeli motor'. Kita buat resolusi. Targetnya jelas, maka kita akan bekerja mati-matian, berjuang mati-matian untuk bisa memiliki motor. 

Contoh lagi, anda punya target yang jelas : 'Saya ingin lulus kuliah 8 semester'. Lulus 8 semester itu hal yang sudah umum. Bukan 6 semester atau 7 semester. Kita akan bergerak cepat supaya tidak membebani orang tua dengan biaya kuliah dan sebagainya. Target ini jelas. Dan kita tidak akan bermalas-malasan kuliah. Tidak akan bermalas-malasan belajar. 

Contoh yang paling gampang adalah Aku sendiri. Aku punya hobi melukis atau membuat kaligrafi. Tapi kalau tidak ada lomba, seringkali Aku berlatih ogah-ogahan, atau berlatih biasa-biasa saja. Tetapi kalau ada lomba, ada target, ada goals, maka dia akan semakin rajin berlatih. Itulah cara kerja otak manusia. 

Ketika kita punya target, kita sedang dirangsang. Contoh mudah lainnya adalah jika besok kita ingin bangun pagi. Kita ingin pergi ke luar kota. Mungkin biasanya kita bangun jam 8 atau jam 9 pagi. Tetapi ketika kita ingin bangun pagi karena akan ke luar kota, maka kita sudah 'setting' target yang jelas. 'Saya besok pagi harus bangun jam 5 pagi'. Kita memberikan sebuah message ke dalam otak kita : 'Saya harus bangun jam 5 pagi'. Secara tidak langsung, pikiran bawah sadar anda merekam bahwa besok pagi harus bangun jam 5. Goal'nya jelas. Targetnya jelas. Akhirnya kita bisa bangun tepat waktu atau mungkin justru sebelum jam 5 pagi. 

Beda dengan apabila target anda tidak jelas. Contoh, 'kita akan berusaha bangun pagi pada esok hari'. Atau 'kita membuat target, pokoknya kita ingin bangun pagi'. Ini target yang tidak jelas. Karena message yang dikirim ke otak tidak jelas. Target itu harus dibuat dengan jelas. Ada angkanya, ada waktunya. Intinya kalaunkita punya target yang jelas, niscaya rasa malas kita akan hilang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun