Fenomena di zaman sekarang. Mengapa banyak orang kuliah kedokteran, tetapi akhirnya setelah jadi dokter, banting setir ke profesi yang lain? Padahal dokter loh. Karena apa? Karena kuliah kedokteran itu mahal. Tidak murah.Â
Orang bisa kuliah kedokteran itu pasti orang yang punya kemampuan. Ekonomi yang cukup dari orang tuanya. Tetapi kalau dia bisa sampai kuliah dokter, orang tuanya itu pasti mampu. Kalau gak mampu, gak mungkin anaknya bisa sampai jadi dokter.Â
Tetapi ketika dia sudah menjadi dokter, ketika dia melihat teman-temannya yang bukan dokter tetapi kehidupannya jauh lebih maju daripada dia, pasti sedih.Â
Dokter itu 'kan orang pintar, sarjana. Bahkan mungkin di Indonesia, dokter itu setara sarjana atau bahkan lebih. Tetapi, lowongan kerja dokter itu paling banyak dicari di social media.Â
Artinya apa? Artinya, banyak dokter yang galau setelah tamat sarjana mau kerja dimana. Kalaupun seorang dokter sudah diterima bekerja di sebuah instansi, sudah diterima bekerja di Rumah Sakit atau klinik tertentu, anehnya para dokter itu masih galau.Â
Karena setelah melihat gajinya, ia terpaksa menerima. Dan pertanyaannya adalah, kapan kita bisa mengembalikan modal sekolah kedokteran kita misalnya kalau jadi dokter? Akhirnya ketika ada job lain yang lebih menjanjikan, maka otomatis kita akan berpindah profesi. Disinilah problemnya.Â
Jadi, ada quotes dari seorang yang menginspirasiku "berbanggalah jika kamu bukan sarjana. Karena sarjana itu juga bukan tolok ukur seseorang pasti sukses. Itu tidak benar. Dan yang sarjana juga jangan berkecil hati. Bagi yang sarjana, mari berupaya hilangkan tiga poin tadi, niscaya rezeki kita lancar, dan mencari kerja itu mudah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H