Di sisi lain masyarakat penikmat konten juga masih permisif terhadap konten-konten buruk yang hadir di depan mata. Banyak penikmat konten bersikap cuek saat ada konten buruk yang muncul di beranda youtube, lini masa media sosial, maupun halaman blog yang mereka buka. Sebagian penikmat konten bahkan menyukai konten-konten buruk karena merasa konten semacam itu telah memuaskan selera atau keyakinan pribadi.
Memang banyak penikmat konten yang sebenarnya merasa risih dan terganggu terhadap konten-konten buruk tersebut. Tidak sedikit yang tahu bahwa konten tersebut tidak baik karena memuat informasi bohong, kebencian, sentimen ras, plagiasi, judul yang tidak sesuai isi atau menyalahi aturan lainnya. Â Sayangnya sebagian dari mereka kurang berinisiatif untuk ikut menyaring konten-konten buruk tersebut. Mereka cenderung diam saat menjumpai konten-konten buruk di halaman media sosial atau blog.
Mereka yang menjumpai konten buruk memang sudah mengambil tindakan tepat dengan tidak meneruskan membaca, menonton, dan menyebarkannya. Namun, diperlukan tindakan lebih dari itu. Yakni, dengan memanfaatkan fitur "laporkan" yang tersedia di hampir semua platform media, baik media sosial, youtube, maupun blog.
Sudah saatnya masyarakat penikmat konten mengambil peran lebih aktif dalam menjaga ruang digital. Telaga yang semakin keruh airnya membutuhkan bantuan para penikmat konten untuk menyaring konten-konten kotor agar tak terus menerus mencemari kolam bersama.Â
Sangat ironis saat menjumpai suatu konten yang membuat kebohongan mendapat banyak "like" dan "komentar positif". Cukup mengusik jika ada konten plagiasi justru diapresiasi dan dipuji beramai-ramai. Memprihatinkan jika mengetahui ada konten buruk yang menjadi populer seolah diamini oleh semua orang sebagai sesuatu yang baik dan benar.
Tidak adakah di antara ribuan penikmat konten tersebut merasa terganggu dengan kebohongan yang dimuat konten tersebut. Padahal banyak para penikmat konten merupakan orang-orang berwawasan yang sebenarnya bisa menelaah kebenaran suatu informasi.
Adakah di antara para penikmat konten tersebut yang berinisiatif melaporkan konten-konten buruk itu? Padahal fitur laporkan bisa dengan mudah dimanfaatkan untuk mengirim pemberitahuan kepada administrator dan pengelola media.
Atau jangan-jangan banyak di antara puluhan ribu, ratusan ribu, dan jutaan pembaca serta viewer itu adalah penyuka informasi bohong, penikmat plagiasi, dan penggemar konten-konten buruk? Sehingga para kreator konten dan penikmatnya saling mendukung untuk melanggengkan konten buruk.Â
Disadari atau tidak, pembiaran seperti itu telah menimbulkan kerugian bersama. Sikap permisif dengan membiarkan konten buruk eksis di beranda blog dan media sosial perlu disudahi. Sebab jika terus menerus dibiarkan, konten-konten buruk tersebut akan merasuk dan mempengaruhi masyarakat.
Sudah saatnya menjadi penikmat konten yang lebih maju. Yakni yang mau mengambil inisiatif untuk melaporkan konten-konten buruk.