Sebagai tokoh protagonis, Lusi Lindri dihadapkan pada tokoh antagonis utama, yakni Raden Jibus, sang penerus dinasti yang memimpin kerajaan dengan gelar Amangkurat.
Buku ini juga menampilkan potret kekuasaan para pembesar istana yang penuh kemunafikan. Misalnya, kisah seorang dari kalangan biasa yang berhasil menjadi Tumenggung pembantu raja.
Jabatan tinggi membuat orang tersebut mabuk kekuasaan. Dengan menjilat raja, sang tumenggung tak segan menyingkirkan para tumenggung lainnya.
Mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Raden Jibus menjadi raja baru yang naik tahta di usia muda. Citranya lembut dan pendiam di hadapan rakyat. Namun, bekas gurunya pada masa kecil mengetahui bahwa di balik citra yang sang raja tersimpan sesuatu yang mengerikan.Â
Sang Raja Muda pandai bersandiwara dan berpura-pura sedih manakala terjadi tragedi di lingkungan kerajaannya. Padahal, tragedi-tragedi itu sesungguhnya akibat dari perintah dan perbuatannya sendiri. Salah satunya ialah pembantaian ribuan santri dan ulama yang dianggap mengancam kekuasaannya. Pada saat itu muncul beberapa ulama yang menjadi penjilat demi mendapat keselamatan, tapi akhirnya ulama-ulama itu pun dihabisi oleh sang raja.
Kelicikan dan kesewenang-wenangan sang raja muda membuat sejumlah pembesar, tumenggung, dan tetua kerajaan gundah. Berbagai cara ditempuh untuk mengingatkan sang raja demi mencegah timbulnya kehancuran kerajaan. Sementara tetua lain berniat melakukan pembangkangan. Namun, kuatnya kuasa sang raja membuat upaya itu selalu menemui rintangan.Â
Sementara sang raja seolah tak tergoyahkan dan para lawan-lawan disingkirkan, Lusi Lindri memainkan peran sebagai seorang putri pemberani. Mewarisi darah perlawanan dari sang ibu, Lusi mula-mula menjalankan misi rahasia di balik dinding istana. Jalan hidup akhirnya menuntun Lusi melakukan pemberontakan dari satu wilayah ke wilayah lain. Cara itu ditempuhnya demi melawan kezaliman sang raja.
Animal Farm
Seperti Laut Bercerita, Animal Farm juga banyak disebut oleh netizen dalam perbincangan di media sosial seiring gerakan #PeringatanDarurat. Karya besar George Orwell ini memang sangat populer dalam khasanah sastra dunia. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia ada yang berjudul Binatangisme. Namun, banyak yang tetap mempertahankan judul Animal Farm.Â
Animal Farm adalah kisah perlawanan yang dilakukan sekawanan binatang di sebuah peternakan. Marah dan lelah oleh penindasan manusia, binatang-binatang itu memberontak. Upaya mereka pun berhasil. Manusia-manusia diusir dari peternakan. Para binatang merdeka dan menguasai peternakan selayaknya dunia mereka sendiri.
Namun, berakhirnya kekuasaan manusia di peternakan segera digantikan oleh naiknya penguasa baru. Seorang binatang yang ingin berkuasa penuh melakukan intrik dan fitnah untuk menyingkirkan binatang lain yang menjadi pesaing.