Buku best seller yang dinobatkan sebagai salah satu karya terlaris dan terpopuler dalam 5 tahun terakhir ini semakin dicari dan diperbincangkan oleh publik.
Kutipan-kutipan dari Laut Bercerita dijadikan narasi yang mewarnai aksi #PeringatanDarurat. Apalagi setelah Reza Rahadian, tokoh pemeran dalam film pendek Laut Bercerita, turut dalam berorasi di depan Gedung DPR beberapa waktu lalu.
Laut Bercerita berlatar tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Sedangkan latar ceritanya berupa gerakan mahasiswa yang membela hak-hak rakyat dari kesewenang-wenangan penguasa.
Dikisahkan seorang aktivis mahasiswa yang gemar membaca mengorganisasi diri bersama rekan-rekannya untuk melawan rezim yang telah berkuasa lama di Indonesia. Aksi dan gerakan mereka tidak disenangi. Mereka pun diintai dan diintimidasi oleh aparat.
Salah satu klimaks Laut Bercerita ialah ketika para aktivis itu diculik dan disiksa. Sampai kemudian satu demi satu hilang dan tak pernah ditemukan.
Laut Bercerita memuat pesan dan pembelajaran yang amat kuat. Yakni agar generasi muda Indonesia tak ragu berpartisipasi dalam memperjuangkan nasib bangsa dan membela hak-hak rakyat manakala penguasa bertindak sewenang-sewenang melampaui batas dan aturan.
Buku ini juga membawa peringatan penting bagi para pemimpin serta penguasa agar tidak mengkhianati rakyat dan menyandera bangsanya dalam sangkar ambisi kekuasaan.
Lusi Lindri
Ini adalah buku ketiga dari trilogi yang amat populer karangan YB Mangunwijaya. Dimulai dari Rara Mendut, dilanjutkan Genduk Duku, dan ditutup oleh Lusi Lindri.
Berlatar era kerajaan Jawa, terutama Mataram, Lusi Lindri adalah roman dan kisah hidup Lusi, seorang perempuan dari rakyat biasa yang mengabdi pada keluarga pembesar Mataram, kemudian menjadi pengawal raja.
Fiksi sejarah ini membawa pembacanya menyelami kehidupan dan kekuasaan para pembesar serta raja Jawa pada masa lampau. Intrik politik, pewarisan dinasti, penyalahgunaan kekuasaan, penghianatan, hingga pembantaian dilukiskan secara lugas dalam Lusi Lindri.