Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlukah Memberi Uang Tip kepada Kurir Paket?

3 Juli 2023   08:56 Diperbarui: 4 Juli 2023   17:33 3747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (dok medium.com via KOMPAS.com)

Perusahaan pengiriman tumbuh semakin besar karena gairah masyarakat untuk berbelanja daring terus meningkat. Masyarakat pun diuntungkan karena berkat jasa kurir, barang-barang kebutuhan bisa didapatkan tanpa mengeluarkan lebih banyak waktu dan tenaga. Namun, seberapa besar berkah yang menjadi bagian kurir selain bahwa mereka telah mendapatkan pekerjaan sebagai pengantar barang?

Barangkali itulah yang melatarbelakangi lahirnya terobosan yang mempersilakan masyarakat untuk memberikan tip kepada kurir setiap kali berbelanja daring. Seakan-akan penghasilan kurir kini menjadi tanggung jawab bersama antara perusahaan ekspedisi dan masyarakat pengguna jasa pengiriman.

Lagipula beberapa marketplace sering memberikan diskon pengiriman kepada konsumen. Jadi, tidak ada salahnya jika konsumen membalas atau mengembalikan keuntungan itu dalam bentuk tip untuk kurir.

Ataukah memang sudah saatnya kita memandang kurir paket sama seperti driver ojek daring, sopir taksi, dan petugas layanan kamar hotel?

Memberi atau tidak memberi tip memang bukan keharusan. Namun, jika kepada ojek daring, sopir taksi, dan pekerja-pekerja penyedia jasa lainnya, masyarakat telah bisa menerima dan menganggap  wajar pemberian tip. Mengapa pada kurir paket hal yang sama masih dianggap aneh atau kurang perlu?

Apakah karena sekian lama kurir paket identik dan disamakan seperti "pak pos" yang bekerja untuk BUMN? Sehingga masyarakat menganggap bahwa kurir paket merupakan pekerja kantoran yang hanya kebetulan bekerja di lapangan? Ataukah karena kita menganggap ongkos kirim yang kita bayarkan selama ini sudah cukup sebagai bagian dari penghasilan yang diterima oleh kurir paket? 

Tip untuk kurir paket (dok.pribadi).
Tip untuk kurir paket (dok.pribadi).

Barangkali ini masalah waktu. Imbauan memberi tip untuk kurir yang dicantumkan secara "formal" dan terang-terangan di aplikasi belanja daring Shopee mungkin akan membiasakan masyarakat. Bukan tidak mungkin pula hal itu akan diikuti oleh marketplace dan ekspedisi-ekspedisi lain pada kemudian hari. Sehingga selain harus membayar ongkos pengiriman, masyarakat akan didorong untuk mempertimbangkan perlu tidaknya memberi tip tambahan kepada setiap kurir yang datang mengantar paket.

Atau malah pada saatnya nanti perusahaan ekspedisi pengiriman akan menyesuaikan ongkos kirim dengan memasukkan komponen uang tip untuk kurir sebagai biaya tetap yang harus dibayarkan oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun