Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Si Paling Peduli Sepakbola", Garuda Muda dalam Incaran Parpol dan Capres Genit

16 Mei 2023   08:47 Diperbarui: 16 Mei 2023   14:21 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bintang timnas Garuda Muda di SEA Games 2023 (foto: pssi.org).

Perjuangan Garuda Muda untuk mengakhiri mimpi buruk berkepanjangan di arena sepakbola SEA Games mencapai puncaknya malam nanti. Keping medali emas sudah pasti jadi target dan misi tertinggi.

Walau itu tidak mudah untuk diwujudkan. Sebab lawan yang akan dihadapi ialah Thailand. Negara dengan tradisi sepakbola terkuat se-Asean.

Apalagi, seolah berlaku kutukan bahwa selalu negeri gajah putih itulah yang menggagalkan kesempatan Indonesia menjadi juara. Berulang kali bertemu di partai puncak, baik level senior maupun yunior, berulang kali pula Timnas Indonesia dipaksa menelan pil pahit oleh Thailand. Timnas bisa menang dari negara mana pun di Asean, tapi segera menjadi antiklimaks setiap berjumpa Thailand.

Bayang-bayang kutukan itu sekarang datang lagi. Euforia timnas usai memukul Vietnam di semifinal bisa menjadi bumerang dan ancaman. Optimisme dan gairah yang tak terkendali untuk menuntaskan puasa gelar selama 32 tahun bisa berbalik menjadi senjata makan tuan. Rasa haus para pendukung timnas yang telah lama menanti perayaan pesta juara juga bisa menjadi beban yang terbawa oleh para pemain di lapangan nanti.

Selain bayang-bayang kutukan di atas, perjuangan Garuda Muda sangat mungkin diganggu oleh kutukan politik. Yakni manuver-manuver genit dari parpol dan politisi. Termasuk dari para capres atau tokoh-tokoh yang punya ambisi serupa.

Tahun politik yang semakin memanas dengan telah dimulainya tahapan pemilu 2024 akan mendapatkan salah satu momentum terbaik lewat final sepakbola SEA Games 2023. Keberhasilan Garuda Muda menembus final dipastikan telah dipantau oleh para politisi dan (bakal) capres.

Paling tidak itu sudah terlihat jelang semifinal melawan Vietnam kemarin. Seorang bakal capres mendadak menjadi "si paling peduli sepakbola". Padahal baru saja ia dan parpolnya melancarkan misi sukses menggagalkan Piala Dunia yang sedianya digelar di Indonesia. 

Begitulah contoh kegenitan politisi yang suka membajak prestasi olahraga tanah air. Begitu pula watak politik Indonesia yang gemar menunggangi sepakbola sebagai wahana pemulus kepentingan dan pencintraan.

Sayangnya, beberapa pihak di lingkaran timnas seakan membiarkan itu terjadi. Bahkan, cenderung memberi ruang dan panggung bagi kepentingan politik untuk turut mencampuri perjuangan Garuda Muda.

Menerima panggilan video dari politisi menjelang pertandingan mestinya dihindari. Sebab hampir dipastikan panggilan video tersebut bukan tanpa pamrih. Ada kepentingan pencintraan dan misi politik yang amat kental. Apalagi jika sang politisi sudah dideklarasikan sebagai capres. 

Dalam hal ini kegenitan ternyata tidak hanya dipunyai oleh sang politisi tersebut. Beberapa pihak di lingkaran timnas juga perlu meredam sifat genit dalam dirinya.

Walau kita sadari itu agak susah. Apalagi bagi sepakbola yang dinaungi oleh federasi berisikan figur-figur penting dari parpol maupun pemerintahan.

Sangat masuk akal bahwa saat ini Timnas Garuda Muda sudah masuk dalam radar incaran para politisi dan capres genit. Terutama jika nanti Garuda Muda sukses menjadi juara. Itu akan jadi panggung yang sangat strategis dan megah untuk ditunggangi.

Bisa diprediksi seandainya emas berhasil didapatkan, maka sedetik setelah peluit akhir pertandingan, hal-hal berikut akan terjadi.

Pertama, para politisi termasuk ketum parpol, capres, caleg, dan figur-figur politik lainnya mendadak menjadi "si paling peduli sepakbola". Lewat media sosial mereka akan berlomba memberi ucapan selamat. 

Video-video cuplikan aksi mereka menonton pertandingan final disertai akting teriakan histeris akan diunggah serempak di twitter dan instagram. Tak lupa kata-kata mutiara penuh motivasi ditaburkan sebagai pewangi.

Kedua, lini masa media sosial, terutama twitter dan instagram akan segera sesak oleh unggahan poster apresiasi dari para politisi genit.

Tentu saja pola dan desainnya sudah bisa ditebak, yakni foto wajah dan nama mereka harus lebih menonjol dibanding foto skuad timnas. Kalau perlu cukup foto wajah sang politisi saja yang ditampilkan. 

Hampir bisa dipastikan pula para konsultan politik atau tim media sosial para carpes, caleg, dan politisi mulai dari sekarang sudah menyiapkan templete desain tersebut. Bahkan, mungkin sudah ada yang selesai dibuat dengan asumsi timnas berhasil merebut emas.

Dengan demikian segera setelah pertandingan berakhir para politisi genit bisa segera mengunggahnya.

Semakin cepat menunggah apresiasi, akan semakin dipandang positif. Seolah membuktikan bahwa mereka memang "paling perhatian" pada sepakbola.

Jika unggahan di media sosial masih kurang, poster dan spanduk siap disebar di sudut-sudut jalan. Para caleg di daerah bisa memanfaatkan cara ini untuk mensosialisasikan nama mereka kepada khalayak. Tidak peduli jika poster dan spanduk itu harus dipaku di batang-batang pohon. Terpenting masyarakat tahu bahwa mereka peduli para prestasi sepakbola tanah air.

Ketiga, para capres genit dan parpol akan berlomba menghubungi manajer timnas untuk membuat janji pertemuan dengan skuad garuda. Kalau perlu memaksakan diri untuk melakukan panggilan video di ruang ganti agar seolah-olah turut merasakan lelah perjuangan para pemain.

Acara-acara dadakan juga akan disiapkan. Bentuknya bisa syukuran atau pemberian apresiasi. Tentu yang sebenarnya ialah panggung pencintraan capres, pengenalan caleg, dan penguatan koalisi.

Keempat, panggung pencintraan berkedok syukuran dan apresiasi perlu disiarkan oleh media. Para politisi dan capres genit akan bekerja sama dengan sebanyak-banyak media, terutama TV.

Maka seandainya nanti malam Garuda Muda sukses merebut emas, para produser acara TV, podcast, dan sebagainya akan segera berebut mengajukan tawaran dan proposal untuk mengundang pasukan timnas. Tidak masalah jika hanya melalui saluran video atau wawancara jarak jauh. Namun, diupayakan setelah pulang ke tanah air nanti, para Garuda Muda bisa diboyong ke acara TV.

Semua rencana tersebut pasti sudah ada dalam daftar strategi tim parpol, capres, dan caleg. Sebab memang begitulah watak para politisi kita yang agak kurang tahu malu. Selalu gatal untuk menunggangi prestasi olahraga. Padahal selama memegang kuasa jabatan, mereka tak peduli pada kemajuan olahraga dan kesejahteraan atlet.

Bagaimana bisa peduli? Hadiah dan bonus lomba saja dipangkas habis-habisan. 

Bagaimana peduli? Piala dunia saja digagalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun