Dalam hal ini kegenitan ternyata tidak hanya dipunyai oleh sang politisi tersebut. Beberapa pihak di lingkaran timnas juga perlu meredam sifat genit dalam dirinya.
Walau kita sadari itu agak susah. Apalagi bagi sepakbola yang dinaungi oleh federasi berisikan figur-figur penting dari parpol maupun pemerintahan.
Sangat masuk akal bahwa saat ini Timnas Garuda Muda sudah masuk dalam radar incaran para politisi dan capres genit. Terutama jika nanti Garuda Muda sukses menjadi juara. Itu akan jadi panggung yang sangat strategis dan megah untuk ditunggangi.
Bisa diprediksi seandainya emas berhasil didapatkan, maka sedetik setelah peluit akhir pertandingan, hal-hal berikut akan terjadi.
Pertama, para politisi termasuk ketum parpol, capres, caleg, dan figur-figur politik lainnya mendadak menjadi "si paling peduli sepakbola". Lewat media sosial mereka akan berlomba memberi ucapan selamat.Â
Video-video cuplikan aksi mereka menonton pertandingan final disertai akting teriakan histeris akan diunggah serempak di twitter dan instagram. Tak lupa kata-kata mutiara penuh motivasi ditaburkan sebagai pewangi.
Kedua, lini masa media sosial, terutama twitter dan instagram akan segera sesak oleh unggahan poster apresiasi dari para politisi genit.
Tentu saja pola dan desainnya sudah bisa ditebak, yakni foto wajah dan nama mereka harus lebih menonjol dibanding foto skuad timnas. Kalau perlu cukup foto wajah sang politisi saja yang ditampilkan.Â
Hampir bisa dipastikan pula para konsultan politik atau tim media sosial para carpes, caleg, dan politisi mulai dari sekarang sudah menyiapkan templete desain tersebut. Bahkan, mungkin sudah ada yang selesai dibuat dengan asumsi timnas berhasil merebut emas.
Dengan demikian segera setelah pertandingan berakhir para politisi genit bisa segera mengunggahnya.
Semakin cepat menunggah apresiasi, akan semakin dipandang positif. Seolah membuktikan bahwa mereka memang "paling perhatian" pada sepakbola.