Fenomena tersebut membuat pengeluaran selama Ramadan sering lepas kendali. Perencanaan keuangan yang biasanya aman dan mantap pada bulan-bulan lain, menjadi rapuh saat Ramadan. Dompet mudah terkuras, tabungan pun kadang terpaksa "dipinjam" dengan dalih "hanya sekali setahun".Â
Lalu lebaran semakin dekat. Semakin banyak kebutuhan yang berarti semakin banyak isi dompet yang perlu dikeluarkan.
Godaan akan semakin deras manakala seseorang telah mengenal belanja daring. Semakin mendekati lebaran, penawaran belanja daring biasanya semakin ugal-ugalan. Apalagi aplikasi belanja daring dilengkapi memori kecerdasan yang bisa "membaca" kebiasaan dan keinginan kita. Sekali kita membeli suatu barang, aplikasi akan menggunakan riwayat transaksi tersebut sebagai bahan promosi untuk menarik kita berbelanja lagi.
Seolah mengerti kita telah menerima THR, aplikasi belanja daring akan mengirimkan notifikasi agar kita membelanjakan uang THR untuk membeli barang-barang dengan embel-embel "diskon", "jangan sampai kehabisan", "stoknya tinggal sedikit" dan sebagainya.
Bahkan, salah satu aplikasi e-dagang paling populer di Indonesia menggelar penawaran promo yang tak berkesudahan sejak sebelum Ramadan hingga hari ini. Dengan tajuk "Big Ramadan Sale", setiap hari ada diskon sebesar Rp10.000. Pada hari-hari tertentu nilai diskon meningkat menjadi Rp25.000 hingga Rp100.000.
Siapa tidak tergoda dengan penawaran semacam itu? Apalagi ditambah gratis ongkos kirim.Â
Sekilas nominal belanja menjadi murah karena ada diskon. Namun, jika transaksi dilakukan setiap hari dan yang dibeli merupakan barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau bukan prioritas untuk keperluan Ramadan serta lebaran, sama artinya kita merepotkan diri sendiri.Â
Saya bersyukur tahun ini bisa menahan godaan Ramadan Sale tersebut secara lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Semua kebutuhan prioritas telah saya cukupi. Sebagian besar saya kirimkan langsung ke kampung halaman agar saya tak repot membawanya saat mudik.Â
Meski promo Ramadan Sale masih  berlangsung hingga hari ini dan sepertinya akan terus menggoda hingga jelang lebaran nanti, saya bisa menahan diri dari keinginan untuk check out kembali. Terakhir belanja daring saya lakukan pada 6 April lalu.
Saya mencoba tegas pada diri sendiri bahwa setelah kebutuhan-kebutuhan prioritas terpenuhi, keinginan-keinginan lain perlu ditunda. Beberapa barang yang saya ingini masih bisa dibeli lain waktu setelah lebaran.Â