Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Sekayu, Kisah Masjid Tertua di Jawa Tengah

8 April 2023   19:43 Diperbarui: 9 April 2023   10:11 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanda yang terlihat di jalan ialah sepasang gapura bertuliskan "Masjid Sekayu 1413". Gapura itu mengapit lorong sempit yang pendek. Pada ujung lorong, teras masjid segera terlihat.

Terdapat tiga undakan untuk mencapai lantai teras. Di atas teras terentang garis miring sebagai pedoman saf ke arah kiblat. Pertanda bahwa bagian teras juga sering digunakan untuk menampung jamaah salat. 

Pagi itu saya belum bisa masuk ke dalam masjid. Beruntung seorang warga yang sedang berjemur di bagian depan masjid bersedia membagi sedikit cerita. Saat saya tanyakan tentang masjid yang sering Nh. Dini ceritakan dalam bukunya, warga tersebut membenarkan bahwa masjid yang dimaksud ialah Masjid Sekayu. Namun, bentuk bangunannya kini sudah jauh berbeda.

Rupa awal masjid sudah tak nampak. Bangunannya bukan lagi dari kayu, melainkan tembok-tembok kokoh seperti bangunan modern pada umumnya. Masjid Sekayu kini juga memiliki dua lantai.

Walau demikian beberapa unsur asli tetap  dipertahankan. Salah satunya pintu utama yang terbuat dari kayu jati. Pintu tersebut masih utuh melekat dan segaris lurus dengan lorong jalan menuju masjid. Sementara di samping kanan dan kiri pintu utama terdapat dua pintu lainnya yang juga berbahan kayu jati.

Andai pagi itu bisa masuk ke dalam masjid, tentulah saya akan menemukan empat balok kayu jati yang menjadi tiang penyangga ruangan masjid sejak awal berdiri. Konon balok-balok kayu itu berasal dari sebuah pendopo kerajaan Majapahit.

Pada bagian utara masjid terdapat menara dengan pengeras suara terpasang di atasnya. Sedangkan di sisi selatan, ada lorong jalan yang memanjang ke arah kampung belakang.

Di sepanjang lorong itu berbaris aneka tanaman. Baik yang tumbuh di halaman rumah warga maupun ditanam dalam pot. Kepadatan tanaman tersebut seolah mengganti rimbun pepohonan yang dahulu melingkupi Masjid Sekayu.


Berada di tengah kampung tua yang padat, Masjid Sekayu hingga kini masih menjadi tempat umat muslim bersujud dan berdoa. Sebagai saksi sejarah panjang selama berabad-abad, Masjid Sekayu juga menjadi salah satu destinasi utama di Kampung Wisata Tematik Sekayu. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun