Suatu hari Oeti pernah dimarahi oleh Nh. Dini saat memetik cabe. Terbiasa dengan hal praktis, Oeti memetiknya langsung dengan menggunakan tangan. Cara itu ternyata tidak disukai oleh Nh. Dini yang menginginkan Oeti memetik dengan memotong menggunakan gunting tanaman. Alasannya untuk meminimalisir kerusakan pada tanaman.
Berpindah-pindah Mencari KetenanganÂ
Sepulangnya ke Indonesia, Nh. Dini hanya sekitar 5 tahun tinggal di Sekayu. Menurut Oeti, tantenya menyukai rumah dan ruangan yang lega dengan lingkungan yang tenang. Maka ketika lingkungan sekitar rumahnya telah dirasa semakin riuh, Nh. Dini memilih meninggalkan tempat masa kecilnya itu.Â
Keinginan untuk berpindah rumah disampaikan Nh. Dini kepada kakak iparnya Oetono, ayah Oeti. Sejak saat itu Nh. Dini hidup memisahkan diri di Ngalian. Lalu berpindah ke Sendowo, Yogyakarta.
Tak lama Nh. Dini tinggal di Yogyakarta, setelah 4 tahun ia pulang lagi Semarang dan menepi ke Banyumanik sebagai tempat tinggalnya secara mandiri. Dalam buku "Dari Ngalian ke Sendowo", Nh. Dini mengisyaratkan alasannya kembali ke Semarang. Menurutnya ketenangan dan kenyamanan hidup tak didapatkan secara utuh selama di Yogyakarta. Â
Sementara menurut Oeti ada alasan lain di balik keputusan Nh. Dini tersebut. Selain merasa sudah semakin lanjut usia, kenalan dan relasi yang lebih banyak di Semarang juga melatarbelakangi keputusan Nh. Dini kembali ke kota kelahirannya.
Sederhana
Bagi Oeti, Nh. Dini merupakan sosok yang sederhana sampai akhir hayatnya. Tak banyak kemewahan yang melekat pada Nh. Dini.
Di antara barang-barang istimewa yang dipunyai Nh. Dini tak lain ialah buku-buku dan tanaman kesayangannya. Oleh karena itu, saat berturut-turut pindah ke Ngalian, Sendowo, lalu kembali ke Semarang, buku-buku dan tanaman tersebut selalu ikut diangkut.
Kesederhanaan Nh. Dini yang tetap bertahan juga meliputi makanan kesukaan. Seleranya tak banyak berubah. Meski kemudian tinggal di Banyumanik, saat hendak berkunjung ke rumahnya di Sekayu, Nh. Dini masih sering meminta untuk disiapkan makanan yang sama.Â
"Kalau ke sini nggak pernah menginap. Cuma minta dimasakin sayur asem dan ikan belanak", kata Oeti mengenang makanan kegemaran Nh. Dini.
Mengenang Nh. Dini membuat Oeti mengingat kembali salah satu perjumpaan mereka di Banyumanik. Perjumpaan yang sebenarnya merupakan kunjungan biasa layaknya anggota keluarga menjenguk saudaranya. Namun, ternyata itu menjadi pertemuan terakhir Oeti dengan Nh. Dini.
Kepergian Nh. Dini akibat kecelakaan lalu lintas pada 4 Desember 2018 menjadi kabar yang teramat pedih bagi keluarga. Apalagi sekitar 2 minggu sebelum meninggal dunia, Nh. Dini baru melepas rindu dengan sang putri Lintang yang menetap di Kanada dan kebetulan sedang berkunjung ke Indonesia untuk urusan pekerjaan