Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengenang dan Mengenal NH Dini di Teras Rumahnya

15 Maret 2023   08:38 Diperbarui: 15 Maret 2023   19:01 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan rumah Nh. Dini (dok.pribadi).

Suatu hari Oeti pernah dimarahi oleh Nh. Dini saat memetik cabe. Terbiasa dengan hal praktis, Oeti memetiknya langsung dengan menggunakan tangan. Cara itu ternyata tidak disukai oleh Nh. Dini yang menginginkan Oeti memetik dengan memotong menggunakan gunting tanaman. Alasannya untuk meminimalisir kerusakan pada tanaman.

Berpindah-pindah Mencari Ketenangan 

Sepulangnya ke Indonesia, Nh. Dini hanya sekitar 5 tahun tinggal di Sekayu. Menurut Oeti, tantenya menyukai rumah dan ruangan yang lega dengan lingkungan yang tenang. Maka ketika lingkungan sekitar rumahnya telah dirasa semakin riuh, Nh. Dini memilih meninggalkan tempat masa kecilnya itu. 

Keinginan untuk berpindah rumah disampaikan Nh. Dini kepada kakak iparnya Oetono, ayah Oeti. Sejak saat itu Nh. Dini hidup memisahkan diri di Ngalian. Lalu berpindah ke Sendowo, Yogyakarta.

Tak lama Nh. Dini tinggal di Yogyakarta, setelah 4 tahun ia pulang lagi Semarang dan menepi ke Banyumanik sebagai tempat tinggalnya secara mandiri. Dalam buku "Dari Ngalian ke Sendowo", Nh. Dini mengisyaratkan alasannya kembali ke Semarang. Menurutnya ketenangan dan kenyamanan hidup tak didapatkan secara utuh selama di Yogyakarta.  

Sementara menurut Oeti ada alasan lain di balik keputusan Nh. Dini tersebut. Selain merasa sudah semakin lanjut usia, kenalan dan relasi yang lebih banyak di Semarang juga melatarbelakangi keputusan Nh. Dini kembali ke kota kelahirannya.

Sederhana

Bagi Oeti, Nh. Dini merupakan sosok yang sederhana sampai akhir hayatnya. Tak banyak kemewahan yang melekat pada Nh. Dini.

Di antara barang-barang istimewa yang dipunyai Nh. Dini tak lain ialah buku-buku dan tanaman kesayangannya. Oleh karena itu, saat berturut-turut pindah ke Ngalian, Sendowo, lalu kembali ke Semarang, buku-buku dan tanaman tersebut selalu ikut diangkut.

Kesederhanaan Nh. Dini yang tetap bertahan juga meliputi makanan kesukaan. Seleranya tak banyak berubah. Meski kemudian tinggal di Banyumanik, saat hendak berkunjung ke rumahnya di Sekayu, Nh. Dini masih sering meminta untuk disiapkan makanan yang sama. 

"Kalau ke sini nggak pernah menginap. Cuma minta dimasakin sayur asem dan ikan belanak", kata Oeti mengenang makanan kegemaran Nh. Dini.

Mengenang Nh. Dini membuat Oeti mengingat kembali salah satu perjumpaan mereka di Banyumanik. Perjumpaan yang sebenarnya merupakan kunjungan biasa layaknya anggota keluarga menjenguk saudaranya. Namun, ternyata itu menjadi pertemuan terakhir Oeti dengan Nh. Dini.

Kepergian Nh. Dini akibat kecelakaan lalu lintas pada 4 Desember 2018 menjadi kabar yang teramat pedih bagi keluarga. Apalagi sekitar 2 minggu sebelum meninggal dunia, Nh. Dini baru melepas rindu dengan sang putri Lintang yang menetap di Kanada dan kebetulan sedang berkunjung ke Indonesia untuk urusan pekerjaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun