Disantap polos tanpa melibatkan kecap dan sambal sudah terasa nikmat. Namun, menambahkan tempe goreng dan tahu bakso tak akan keliru.
Seorang diri Ibrahim menyiapkan dan melayani setiap pesanan. Tangannya meracik semua mangkuk soto. Tangan yang sama juga menyeduh setiap minuman. Bergantian ia membereskan wadah dan gelas bekas santap pembeli sebelumnya sambil mengantarkan pesanan pembeli yang sudah menunggu.
Soto Gerabah Wakanda tersaji setiap hari. Senin hingga Minggu, sejak pukul 09.00 Ibrahhim membuka bekas garasi di samping belakang rumah Nh. Dini.
Bagi yang baru pertama kali ke kampung Sekayu, lokasinya memang agak tersembunyi. Namun, sebenarnya tak terlampau sulit menjangkaunya. Tempat parkir sepeda motor Palace Fine Cuisine and Ballroom yang berlokasi di Jl. MH Thamrin Semarang jadi petunjuk mudah.
Tempat parkir tersebut bersinggungan dengan Jalan Batan 4 sepanjang 200 meter. Ujung jalan itu berupa persimpangan Jalan Sekayu Raya. Berbeloklah ke kiri untuk menyusuri lorong atau gang di tengah-tengah rumah warga sampai tiba di Masjid Sekayu.
Dari masjid ini hanya berjarak beberapa langkah, rumah Nh. Dini yang bercat putih berdiri di pinggir jalan. Selanjutnya tengoklah sisi luar ke arah belakang rumah, di sana Soto Gerabah Wakanda mengambil tempat. Dari kedai soto, menjorok ke arah dalam ada luasan tanah tempat dahulu pernah tumbuh padang ilalang.
***
Artikel ini jadi pembuka untuk rangkaian cerita "Menemui Nh. Dini" berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H