Lebih dari sekadar wisata, Krebet menyajikan denyut kreativitas yang membuat warganya lebih berdaya.
Untuk kesekian kalinya saya menginjakkan kaki di Krebet, sebuah dusun di Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY.
Berjarak sekitar 17 km dari pusat kota Yogyakarta, bentang alam perbukitan kapur menjadi pemandangan dominan yang mengitari Krebet. Wilayahnya memang tidak sepenuhnya tandus karena sudah ditumbuhi banyak pohon jati, sengon dan tanaman berkayu lainnya. Namun, tak dimungkiri kesan gersang masih tertangkap oleh pandangan mata. Apalagi suasana sehari-hari di Krebet jauh dari hiruk pikuk.
Walau demikian, bukan berarti kehidupan di Krebet bergulir lamban tanpa gairah. Faktanya, kreativitas justru tumbuh subur dari balik rumah-rumah warga di Krebet.
Dari sana gerak roda ekonomi kehidupan diputar. Kehidupan yang semakin membawa harapan seiring melesatnya nama Krebet sebagai desa wisata sejak beberapa tahun silam.
Pada 2021 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno pun sempat mengunjungi Krebet. Setahun kemudian Kemenparekraf memasukkan Krebet ke dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022.
Memikat Apa Adanya
Status Desa Wisata sudah pasti menjadi daya pikat yang menarik kunjungan wisatawan. Walau demikian Krebet tetap apa adanya. Begitu melewati gapura masuk yang tampak ialah kampung atau dusun pada umumnya. Hangat terbungkus kesederhanaan serta tenang dalam balutan kebersahajaan.
Rumah-rumah di Krebet memancarkan bayangan kenangan masa lalu di berbagai sudutnya. Halaman tak berpagar dan pekarangan yang mengitari rumah masih banyak dijumpai di sini. Rumah-rumah itu pun sering dibiarkan terbuka pintunya sehingga aktivitas di dalamnya bisa terlihat.