Sayangnya, sebagai "koki timnas" STY tidak menemukan pasar, supermarket, maupun kebun yang sesuai harapannya di Indonesia. Sehingga bahan yang didapatkannya tidak seragam mutunya. Ada yang memadai, ada pula yang sebenarnya kurang layak. Ada yang bagus, tidak sedikit pula yang kurang memenuhi kriteria.
Tantangan tersebut tidak hanya dialami oleh STY. Pelatih-pelatih timnas sebelumnya meski tidak  gamblang mengkritik, pasti menyimpan catatan khusus pada liga Indonesia dan para pemainnya.
Sementara sang koki membutuhkan waktu untuk meracik menu dan mengolah hidangan, pihak yang bertanggung jawab mengurus kebun dan memasok bahan justru abai. Pada saat itu terjadi sang koki pada dasarnya tak bisa berbuat banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H