Waktu berbuka di depan mata. Sementara Senin (25/4/2022) sore itu saya masih dalam perjalanan pulang. Bersyukur ada sebuah minimarket di pinggir jalan. Segera saya berhenti dan memasukinya.
Memutuskan untuk membatalkan puasa di tempat ini, sebotol air mineral dan apel merah saya ambil.
Namun, masih ada satu lagi yang saya ingini. Sesuatu yang manis, lembut, dan menyegarkan akan membuat buka puasa menjadi sempurna. Maka berjalanlah saya menuju tempat di mana beberapa freezer berjejer.
Ternyata yang saya cari memang ada di sana. Yakni, Aice Mochi Dessert. Inilah takjil yang saya inginkan.
Aice Mochi Klepon dan Chocolate saya ambil untuk dibawa ke kasir bersama air mineral dan apel. Usai membayar, saya menuju kursi di depan minimarket untuk menunggu waktu adzan magrib.
Saat adzan terdengar, air mineral segera saya teguk untuk membasuh rasa haus. Dilanjutkan dengan beberapa gigitan apel. Lalu sejenak mengambil jeda untuk mempersilakan lambung bekerja mencerna makanan dan minuman yang baru masuk.
Saat perut sudah semakin nyaman, tibalah giliran menikmati dessert. Dimulai dengan Aice Mochi Chocolate. Saya penasaran ingin tahu bagaimana mochi dan es krim disatukan. Ternyata tak butuh waktu lama untuk menemukan keistimewaannya. Bentuknya yang mungil dan kulit yang kenyal menyerupai mochi itu benar adanya. Saat mulai digigit, lembutnya es krim dan coklat segera lumer memenuhi lidah. Rasanya sungguh menyegarkan sekaligus menyenangkan.
Jatuh Hati pada Aice Mochi Klepon
Aice Mochi Chocolate berhasil memprovokasi saya untuk menikmati Aice es krim berkualitas berikutnya, yakni Aice Mochi Klepon.
Ternyata es krim yang satu ini lebih mengejutkan. Warna hijaunya yang cantik langsung membuat saya suka. Istimewanya lagi, ada wangi khas kelapa dan pandan yang tak saya duga sebelumnya akan muncul dari es krim ini.
Begitu mulai menikmatinya langsung didapat lembut dan manisnya es krim di balik kulit mochi paling kenyal. Ditambah lelehan gula merah membuat rasanya benar-benar autentik.
Entah identitas apa yang cocok untuk menggambarkan kejutan rasa ini. Manisnya klepon dan kenyalnya mochi di dalam es krim atau lembut dan segarnya es krim di dalam legitnya klepon dan kenyalnya mochi?
Keduanya benar. Sebab Aice Mochi Klepon merupakan kombinasi yang kaya. Paduan antara es krim dengan cita rasa lokal yang mudah membuat lidah ketagihan. Es krim Aice ini sungguh cocok sebagai takjil sekaligus dessert saat berbuka puasa.
Semenjak hari itu saya pun jatuh hati pada Aice Mochi Klepon. Ketika datang lagi ke minimarket untuk membeli varian Aice es krim berkualitas lainnya, Aice Mochi Klepon tak lupa saya ambil.
Meski varian Aice Mochi Dessert yang lain juga istimewa, tapi si mungil berwarna hijau telah terekam kuat di sel-sel sensori lidah saya.
Belum pernah saya mencecap es krim dengan rasa dan sensasi sekaya Aice Mochi Klepon. Bahkan, aromanya masih bisa tercium meski es krimnya telah lumat dan habis di mulut. Saya juga menyenangi sensasi mengunyah kulit mochi paling kenyal dari es krim ini.
Menyuguhkan mochi, es krim, dan klepon dalam satu kesatuan merupakan gagasan yang orisinal. Bukti bahwa inovasi pertama selalu dari Aice.
Mulai dari kulit, topping, aroma, hingga es krim di bagian dalamnya masing-masing menyumbang rasa terbaik. Oleh karena itu, rugi jika kita menyingkirkan kulit mochi paling kenyal tersebut. Begitu pun jika kita menghilangkan taburan kelapanya. Aice Mochi Dessert ini benar-benar memberikan pengalaman baru dalam menikmati es krim terbaik dengan cita rasa autentik.
Pelampiasan Manis
Alasan lain yang membuat saya jatuh hati pada Aice Mochi Klepon ialah karena es krim ini ternyata menjembatani salah satu keinginan saya yang sulit terpenuhi saat kecil. Dulu, es krim termasuk jajanan yang jarang terbeli karena uang jajan saya hanya cukup untuk membeli cemilan ringan di warung sekolah.
Di sisi lain warung-warung di dekat rumah belum ada yang menjual es krim. Sepertinya es krim hanya dijual di toko dan swalayan di kota kecamatan atau kabupaten yang jaraknya 2-3 km dari rumah.
Memang ada penjual es yang mudah ditemui di kampung saya dulu. Yakni penjual es  puter yang hampir setiap hari lewat di depan rumah.
Namun, tetap tak mudah bagi saya untuk bisa menikmati es puter. Sebab sejak kelas 1 SD sampai 2 SMP penyakit paru-paru basah bersemanyam di dalam tubuh saya. Membuat badan saya kurus, sering batuk dan berkeringat dingin. Selama itu pula setiap hari saya harus meminum  yang tak boleh berkurang dosisnya sedikitpun.
Dengan kondisi demikian, orang tua jarang memberi saya es krim. Ketika kakak dan adik membeli es puter yang lewat di depan rumah, saya harus menelan ludah dan menyimpan iri di dalam hati. Kadang saya  memaksa untuk memintanya. Dalam beberapa kesempatan akhirnya saya diizinkan untuk mencicipinya satu atau dua sendok teh saja.
Oleh karena itu, jika bagi banyak orang es krim sudah familiar di lidah mereka semenjak kecil, tidak demikian bagi saya. Anak kampung yang uang jajannya terbatas dan mengindap penyakit yang membuatnya harus menjaga jarak dengan es.
Sebagai gantinya, ibu lebih sering membelikan jajanan pasar yang murah meriah seperti kue lapis, nagasari, dan klepon untuk saya. Itulah yang membentuk selera lidah menjadi sangat menyukai jajanan tradisional.
Puluhan tahun berselang selera saya tak berubah. Lidah saya masih menyukai klepon. Bedanya kini saya tak lagi perlu menjaga jarak dengan es krim. Penyakit paru-paru basah telah lama sembuh dan uang jajan tak lagi perlu meminta orang tua.
Kini dengan Aice Mochi Dessert saya punya alasan baru untuk menikmati es krim. Saya bisa melampiaskan keinginan mencecap rasa yang jarang saya dapatkan saat kecil. Dan dari Aice Mochi Klepon pelampiasan manis saya dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H