Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saat Sedekah Digital Jadi Andalan, Jangan Lupakan Tetangga Kiri dan Kanan

27 April 2022   19:03 Diperbarui: 27 April 2022   19:09 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertanggungjawaban sedekah digital (dok. pribadi).

"Tidak ada alasan untuk tidak bersedekah"

Kalimat tersebut sering kita terima sebagai nasihat, pengajaran, sekaligus motivasi. Bahwa sedekah sebenarnya semudah kita memanfaatkan anggota badan untuk melakukan amalan kebaikan secara ikhlas guna memudahkan urusan sesama.

Sedekah merupakan amalan sunah yang memiliki nilai pahala jika dikerjakan. Walau tidak wajib, amalan ini sangat dianjurkan dan agaknya sangat disayangkan jika melewatkan kesempatan bersedekah. Sebab banyak berkah di balik sedekah. Apalagi bersedekah merupakan salah satu perintah Allah Swt seperti disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 280.

"Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka tangguhkan sampai ia berkelapangan, dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Sedekah yang paling sering dijumpai ialah memberi uang kepada orang yang membutuhkan. Namun, sedekah memiliki arti dan cakupan yang luas. Tak harus berupa uang atau barang. Bantuan berupa tenaga, pikiran, dan nasihat pun merupakan sedekah.

Sedekah tidak dimonopoli oleh mereka yang memiliki kelebihan harta, uang atau materi. Semua orang dimudahkan untuk bersedekah dengan apa yang dimilikinya dan dengan kemampuan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt. Sementara itu Rasulullah saw. bersabda, "Setiap ruas tulang (anggota tubuh) manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian selama kita mampu melakukan banyak hal, peluang untuk bersedekah selalu ada. Siapapun bisa bersedekah dengan tangannya, mulutnya, tenaganya, dan dengan pengetahuan yang dimiliki. Tidak ada alasan untuk tidak bersedekah.

Walau demikian tak dimungkiri bahwa bersedekah uang jadi pilihan banyak orang karena dianggap memiliki efek yang paling cepat dirasakan oleh sang penerima. Uang tersebut bisa digunakan oleh sang penerima untuk membeli kebutuhan yang terbaik.

Ada prinsip kemudahan di balik motivasi bersedekah uang. Sebab bagi sebagian orang yang memiliki kelebihan materi, sesuatu yang paling mudah disedekahkan mungkin berupa uang.

Di sisi lain "kesempatan" untuk bersedekah uang juga sangat mudah ditemui sehari-hari. Saat berbelanja atau makan di warung, kotak amal di dekat meja kasir memudahkan pembeli yang ingin bersedekah. Kasir di minimarket pun kerap menanyakan kesediaan kita untuk mendonasikan uang kembalian yang sulit digenapkan. Begitu pula kotak-kotak amal di masjid juga mendorong kita untuk bersedekah dengan uang.

Jadi, prinsip "mudah" dalam sedekah tidak selalu merujuk pada sesuatu yang bisa disedekahkan, tapi juga meliputi kesempatan dan fasilitas pendukung yang memungkinkan orang bersedekah kapan pun dan di manapun.

Kemudahan itu makin terasa berkat kemajuan teknologi dan media sosial. Seperti diketahui bersama banyak orang kini memiliki dan menggunakan dompet digital, sekaligus rajin mengakses media sosial. Saat menemukan informasi  di medsos tentang penggalangan dana atau aksi sosial untuk membantu sesama, biasanya mereka akan segera tergerak untuk bersedekah dengan menggunakan uang elektronik dari dompet digital.

Caranya sangat mudah. Cukup dengan mengklik tautan, lalu diarahkan menuju aplikasi atau halaman donasi. Selanjutnya tinggal mengisi jumlah yang ingin diberikan, memilih jenis uang elektronik, dan melakukan pembayaran. Sedekah digital pun selesai ditunaikan.

Sedekah digital yang hanya membutuhkan beberapa kali sentuhan di layar mengikis alasan keterbatasan waktu. Kita juga tidak dipusingkan dengan persoalan menemukan orang yang perlu disedekahi. Di aplikasi-aplikasi digital tersedia pilihan-pilihan sedekah yang biasanya telah dikelompokkan. Misalnya, sedekah untuk pendidikan, sedekah untuk lansia, sedekah untuk anak yatim, dan sebagainya.

Pertanggungjawaban sedekah digital (dok. pribadi).
Pertanggungjawaban sedekah digital (dok. pribadi).

Pertanggungjawaban dananya pun jelas dan transparan. Sebab selain dicantumkan pihak penggalang dana dan lembaga penyalurnya, kita akan menerima pemberitahuan jumlah dana terkumpul dan waktu penyalurannya. Hal tersebut menghilangkan kekhawatiran yang akhir-akhir timbul akibat penyalahgunaan dana kotak amal untuk kegiatan terlarang. Sekaligus mengatasi keraguan terhadap kotak-kotak amal yang mudah dijumpai di area publik, tapi tidak jelas peruntukkannya.

Berbagai faktor itulah yang akhirnya membuat sedekah digital makin disukai sebagai salah satu cara dan sarana beramal kebaikan. Banyak orang kemudian memasang aplikasi donasi di smartphone sehingga bisa bersedekah kapanpun dan di manapun. Andaikata tidak menggunakan aplikasi khusus donasi, fitur sedekah bisa mudah diakses di aplikasi mobile banking dan dompet digital yang sehari-hari kita gunakan.

Bahkan, kini ada kelaziman baru untuk menyertakan sedekah dengan aktivitas belanja online. Beberapa aplikasi belanja online menghadirkan opsi untuk menambahkan donasi dengan nominal tertentu ke dalam total pembayaran belanja kita.

Secara tidak langsung hal itu menjadi penyeimbang era digital di tengah "kesibukan" kita berinteraksi dengan media sosial, dan smartphone. Kalimat "tidak ada alasan untuk tidak bersedekah" pun menemukan konteks yang baru.

Walau demikian, jangan sampai kebiasaan bersedekah secara digital membuat kita lupa untuk menengok lingkungan terdekat. Di satu sisi sedekah digital memungkinkan kita membantu lebih banyak orang dan menjangkau mereka yang berada jauh. Tapi pada saat yang sama tidak menutup kemungkinan ada tetangga di kiri dan kanan rumah kita yang sebenarnya juga membutuhkan bantuan.

Islam mengajarkan untuk bersedekah terlebih dahulu kepada orang-orang terdekat. Termasuk kepada keluarga. Jika kebutuhan keluarga sudah tercukupi, maka beralihlah kepada kerabat dan tetangga terdekat.

Pada dasarnya mereka adalah yang pertama paling layak untuk menerima sedekah. Oleh karena itu, di tengah kesibukan kita beraktivitas sebaiknya jangan melupakan orang-orang terdekat. Termasuk memperhatikan asisten rumah tangga jika kita mempekerjakan orang lain untuk membantu mengurus rumah. 

Kurang bermakna sedekah digital kita kepada orang lain, jika pada saat yang sama ada orang di lingkungan terdekat yang terabaikan kebutuhannya. Padahal mereka perlu  segera dibantu.

Kelaziman baru, belanja online sambil bersedekah (dok.pribadi).
Kelaziman baru, belanja online sambil bersedekah (dok.pribadi).

Jangan pula mengabaikan tetangga yang setiap hari kita berjalan melewati depan rumah mereka. Rutin menyapa dan memberi senyum kepada tetangga juga sedekah. Seperti sabda Rasulullah saw., "Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu." (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)

Di sinilah pentingnya berinteraksi dengan tetangga di kiri dan kanan tempat tinggal. Siapa tahu dari interaksi tersebut bisa diketahui jika ada tetangga yang sedang membutuhkan bantuan.

Ingat bahwa bersedekah tidak harus dan bukan hanya dengan uang atau materi. Berperilaku ramah pada tetangga untuk menghadirkan kenyamanan dan ketenangan bersama juga tergolong sedekah. Termasuk membersihkan jalan atau halaman di depan rumah dari sampah yang berceceran agar tetangga tidak terganggu. Bahkan, sikap diam atau menahan diri pun bisa menjadi sedekah jika dengan cara itu kita bisa mencegah penyebaran fitnah dan hoaks yang mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan tempat tinggal kita.

Oleh karena itu, kenyamanan mengulurkan tangan pada yang jauh jangan sampai membuat kita menutup mata pada yang dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun