Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Iming-iming "Bonus" dan "Cashback" dari Bank Digital Mendistorsi Tujuan Menabung

1 November 2021   08:51 Diperbarui: 23 November 2021   15:50 5514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SeaBank, bank digital dari Shopee (dok.pribadi).

Tren Bank Digital terus tumbuh di Indonesia. Penetrasinya meningkat lewat kolaborasi dengan sejumlah marketplace. Iming-iming bonus saldo, cashback, dan diskon belanja daring jadi andalan untuk memikat calon nasabah, khususnya kelompok milenial.

Kenyataan bahwa milenial sangat gemar berbelanja daring memang menjadi pintu masuk yang potensial bagi bank digital untuk menggaet nasabah baru. Buktinya, fitur pembukaan rekening digital hadir di berbagai aplikasi belanja daring.

Semacam konsep "one stop service" diadopsi. Ketika menggunakan sebuah aplikasi belanja daring, seseorang bisa sekaligus membuka rekening bank digital tertentu, mengajukan kartu kredit digital, lalu berbelanja dengan fasilitas pembayaran dari bank tersebut. Mudah, cepat, dan menguntungkan.

Disebut "menguntungkan" karena nasabah yang baru membuka rekening bisa mendapatkan "hadiah" untuk belanja di aplikasi belanja daring tertentu. Misalnya, Sea Bank yang memberikan 50.000-100.000 saldo bonus Shopee Pay bagi nasabah barunya. Dengan demikian bank digital untung karena mendapatkan nasabah baru, Shopee untung karena mendapatkan pelanggan dan transaksi baru, dan sang nasabah "senang" mendapatkan saldo untuk belanja.

Cara serupa juga dilakukan oleh bank-bank digital lainnya. Cobalah buka aplikasi belanja daring manapun yang populer di Indonesia. Kemungkinan besar akan ditemukan penawaran diskon atau cashback dari berbagai bank. Agar bisa mendapatkan "keuntungan" yang dimaksud seseorang harus terlebih dahulu membuka rekening digital.

Strategi bank digital memanfaatkan jalur belanja daring tampaknya cukup berhasil. Sebab tak sedikit orang yang membuka rekening karena mengincar saldo bonus, cashback atau diskon yang ditawarkan.

Walau bank digital bisa mendorong inklusi keuangan yang lebih merata di Indonesia, banyak nasabah tampaknya tak terlalu peduli. Sebab bagi mereka yang terpenting ialah "keuntungan jangka pendek", yakni cashback dan diskon untuk belanja daring. 

Dengan kata lain tujuan konsumtif menjadi motivasi utama. Tujuannya bukan untuk memiliki rekening yang efektif sebagai tempat menabung. Namun, demi memenuhi hasrat berbelanja daring.

Jika sebelumnya orang menabung karena ingin menghemat dengan mengendalikan pengeluaran dan mengalihkannya untuk ditabung, mengurangi belanja agar memiliki dana cukup untuk disimpan, dan memiliki instrumen yang efektif untuk merencanakan keuangan, maka fenomena bank digital justru cenderung mendorong "konsumerisme gaya baru" yang memanfaatkan kemudahan dan "keuntungan" membuka rekening.

Iming-iming  berupa saldo belanja, cashback, atau diskon dari bank digital telah mendistorsi makna menabung. Entah disadari atau tidak, diakui atau tidak, motivasi memiliki rekening digital bergeser menjadi semata-mata demi memudahkan belanja daring.

Efek candu belanja daring saja sudah cukup kuat. Apalagi ditambah dengan iming-iming "keuntungan" dari pembukaan rekening bank digital. Jika tidak hati-hati, seseorang akan semakin dalam terjebak dalam perilaku konsumtif. Ini jelas berkebalikan dengan tujuan menabung atau memiliki rekening tabungan.

Efek buruk lainnya ialah orang akan mudah berganti-ganti bank digital agar bisa mendapatkan "keuntungan" yang berbeda dari setiap bank. Misalnya, setelah membuka rekening bank digital A dan mendapatkan saldo belanja, seseorang tertarik untuk membuka rekening bank digital B demi mendapatkan voucher diskon di aplikasi belanja lain. Ketika saldo belanja dan voucher diskon telah habis digunakan, ia akan membuka rekening bank digital C yang menawarkan cashback belanja di aplikasi yang berbeda.

Mengapa itu bisa buruk bagi nasabah? Sebab semakin banyak membuka rekening digital atau semakin sering berganti bank digital, artinya data pribadi seseorang telah tersebar di lebih banyak tempat.

Di tengah rentannya penyalahgunaan data pribadi karena ketiadaan undang-undang yang melindunginya, hal itu sangat berisiko. Mengingat beberapa bank digital berkolaborasi dengan aplikasi belanja daring, ada kemungkinan jika akun belanja daring kita dibobol, maka rekening bank digital di aplikasi belanja tersebut juga bisa diakses sekaligus oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, "keuntungan" berupa cashback atau diskon dari pembukaan rekening digital sebenarnya kurang sebanding dengan risiko atau ancaman yang timbul dari perilaku konsumtif dan berganti-berganti bank digital. Bahkan, mungkin "keuntungan" tersebut pada dasarnya merupakan "kerugian" karena data pribadi kita tak ternilai harganya.

Blu, bank digital dari BCA hadir di Blibli.com (dok.pribadi).
Blu, bank digital dari BCA hadir di Blibli.com (dok.pribadi).
Penguatan literasi keuangan dan digital bisa menjadi penyeimbang. Sayangnya bank-bank digital dan penyedia aplikasi belanja daring terkesan kurang memberi perhatian pada penguatan literasi nasabah dan pelanggannya. Bagi bank digital, menggaet nasabah baru sebanyak-banyaknya lebih diutamakan. Sedangkan bagi penyedia aplikasi belanja daring, peningkatan transaksi jadi misi utama. Sementara nasabah terjebak dalam perilaku konsumtif.

Sekarang tanggal 1. Waktu yang tepat untuk membagi penghasilan dan memisahkan sebagian sebagai dana tabungan. Jika anda berniat membuka rekening bank digital sebagai instrumen yang secara serius dimanfaatkan untuk mengatur keuangan, anda bisa memulainya sekarang.

Namun, jika motivasinya demi mendapatkan cashback dan diskon belanja, lebih baik fokus pada rekening tabungan yang sudah dimiliki sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun