Efek candu belanja daring saja sudah cukup kuat. Apalagi ditambah dengan iming-iming "keuntungan" dari pembukaan rekening bank digital. Jika tidak hati-hati, seseorang akan semakin dalam terjebak dalam perilaku konsumtif. Ini jelas berkebalikan dengan tujuan menabung atau memiliki rekening tabungan.
Efek buruk lainnya ialah orang akan mudah berganti-ganti bank digital agar bisa mendapatkan "keuntungan" yang berbeda dari setiap bank. Misalnya, setelah membuka rekening bank digital A dan mendapatkan saldo belanja, seseorang tertarik untuk membuka rekening bank digital B demi mendapatkan voucher diskon di aplikasi belanja lain. Ketika saldo belanja dan voucher diskon telah habis digunakan, ia akan membuka rekening bank digital C yang menawarkan cashback belanja di aplikasi yang berbeda.
Mengapa itu bisa buruk bagi nasabah? Sebab semakin banyak membuka rekening digital atau semakin sering berganti bank digital, artinya data pribadi seseorang telah tersebar di lebih banyak tempat.
Di tengah rentannya penyalahgunaan data pribadi karena ketiadaan undang-undang yang melindunginya, hal itu sangat berisiko. Mengingat beberapa bank digital berkolaborasi dengan aplikasi belanja daring, ada kemungkinan jika akun belanja daring kita dibobol, maka rekening bank digital di aplikasi belanja tersebut juga bisa diakses sekaligus oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, "keuntungan" berupa cashback atau diskon dari pembukaan rekening digital sebenarnya kurang sebanding dengan risiko atau ancaman yang timbul dari perilaku konsumtif dan berganti-berganti bank digital. Bahkan, mungkin "keuntungan" tersebut pada dasarnya merupakan "kerugian" karena data pribadi kita tak ternilai harganya.
Penguatan literasi keuangan dan digital bisa menjadi penyeimbang. Sayangnya bank-bank digital dan penyedia aplikasi belanja daring terkesan kurang memberi perhatian pada penguatan literasi nasabah dan pelanggannya. Bagi bank digital, menggaet nasabah baru sebanyak-banyaknya lebih diutamakan. Sedangkan bagi penyedia aplikasi belanja daring, peningkatan transaksi jadi misi utama. Sementara nasabah terjebak dalam perilaku konsumtif.
Sekarang tanggal 1. Waktu yang tepat untuk membagi penghasilan dan memisahkan sebagian sebagai dana tabungan. Jika anda berniat membuka rekening bank digital sebagai instrumen yang secara serius dimanfaatkan untuk mengatur keuangan, anda bisa memulainya sekarang.
Namun, jika motivasinya demi mendapatkan cashback dan diskon belanja, lebih baik fokus pada rekening tabungan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H