Minggu pagi kemarin mungkin akan sama dengan minggu-minggu pagi sebelumnya. Tak akan terlalu membekas seandainya saya tak mampir ke ATM BCA.
Saya bukan nasabah BCA. Otomatis jarang pula berurusan dengan para pegawainya. Oleh karena itu saya agak canggung saat mau menyeberang menuju kantor BCA pagi itu. Selayaknya memasuki tempat yang belum pernah diinjak, meski berulang kali lewat di depannya, saya sempat menimbang apakah urusan saya di sana akan berjalan lancar atau tidak.
Ya, pagi itu di tengah perjalanan bersepeda saya sempat menarik tunai sejumlah uang di ATM BCA. Kebetulan uang di dompet tersisa Rp26.000. Kurang aman dan nyaman rasanya jika gowes dengan bekal sejumlah itu. Kebetulan ada saldo Gopay yang bisa saya tarik. Setelah mempelajari sebentar cara menarik tunai di ATM BCA, saya putuskan mempraktikkannya.
Menarik tunai saldo Gopay ternyata ide yang bagus. Berlangsung cepat dan lancar tanpa kesulitan berarti. Dua lembar uang pecahan Rp50.000 saya dapatkan hanya dengan beberapa kali sentuhan di layar mesin ATM.
Namun, hal paling berkesan dan membekas bukanlah saat berada dalam gerai ATM. Melainkan saat saya hendak menyeberang menuju kantor BCA dan memarkirkan sepeda.
Pagi itu lalu lintas di depan kantor BCA sebenarnya biasa saja. Malah cenderung lengang. Bertahun-tahun dilatih menyeberangi jalanan Yogyakarta yang ramai, kondisi jalan pagi itu lumayan mudah untuk saya taklukan/
Walau demikian rupanya Satpam BCA lebih cekatan dari yang saya duga. Seolah mengetahui ada orang yang hendak menyeberang ke arah tempatnya bekerja, dua orang Satpam bersiap. Seorang di antaranya melangkah ke jalan sambil merentangkan tangannya dan mempersilakan saya menyeberang dengan aman.Â
Seorang lainnya tetap berdiri di tempatnya. Akan tetapi saat saya tiba di depannya, ia menganggukkan kepala. Tak jelas apakah ia tersenyum atau tidak karena masker menutup wajahnya, tapi keramahan bisa saya rasakan. Saya pun membalas dengan gesture serupa. Ikut mengangguk ke arahnya.
Apakah perkara menyeberangkan seorang pesepeda termasuk istimewa? Bagi sebagian orang mungkin hal biasa. Namun, bagi saya punya makna berharga. Sebab sepanjang pengalaman saya pergi ke bank atau ke gerai ATM di bank, tidak selalu satpam bank membantu menyeberangkan jalan nasabahnya. Kadang saya menjumpai pelayanan tersebut, sering pula tidak.
Oleh karena itu, kesigapan satpam BCA yang membantu saya menyeberang jalan dan menyambut saya dengan anggukan kepala lumayan berkesan. Apalagi saya bukan nasabah BCA. Entah kedua satpam tersebut mengira saya nasabah BCA atau bukan, saya tak terlalu memikirkan.
Lagipula sikap ramah dan penuh pelayanan satpam BCA lumayan konsisten diperlihatkan. Ketika saya keluar dari gerai ATM, sepeda yang sebelumnya saya parkirkan di dekat tiang bendera ternyata sudah berpindah ke depan pos Satpam.
Memang area di depan pos Satpam lebih cocok untuk memarkir sepeda. Selain tempatnya teduh, juga lebih aman karena terlihat langsung dari jendela pos Satpam. Sementara tempat saya memarkir sebelumnya ada di area parkir sepeda motor dekat dengan trotoar jalan.
Rupanya Satpam BCA berinisiatif memindahkan sepeda itu ketika saya sedang menarik tunai. Saya tak tahu alasan pastinya. Mungkinkah area parkir sepeda motor tidak boleh digunakan untuk memarkir sepeda? Sedangkan saya tak melihat ada tanda khusus parkir sepeda di sana.
Sedikit jawabannya saya dapatkan saat mengambil sepeda. Ternyata area di depan pos satpam biasa dijadikan tempat parkir sepeda.
Saya lalu meninggalkan lokasi dan melanjutkan gowes sambil berusaha menilai pengalaman yang baru saja terjadi. Seketika teringat ramai percakapan dan cuitan di media sosial beberapa hari belakangan tentang Polisi dan Satpam BCA. Seperti kita tahu polisi Indonesia sedang menjadi sorotan akhir-akhir ini.
Sejumlah anggota polisi kebablasan menjalankan tugas dan fungsinya. Ambil contoh kasus "tersangka yang tertukar". Seorang wanita yang menjadi korban kekerasan preman pasar justru dijadikan tersangka. Seorang kakek yang berusaha membela diri ketika menghadapi pencuri juga bernasib serupa. Sang kakek bahkan dipenjara.
Di tempat berbeda seorang wanita yang hendak melaporkan kasus pemerkosaan ditolak oleh polisi karena sang wanita belum divaksin Covid-19. Di tempat lain lagi seorang polisi justru memperkosa anak seorang tersangka.
Ada pula kejadian viral seorang polisi membanting tubuh seorang mahasiswa di demonstrasi. Bantingan ala "smackdown" tersebut memancing protes banyak kalangan karena kurang manusiawi. Kemudian terbukti bahwa polisi tersebut telah melanggar SOP.
Selanjutnya seorang "polisi artis" dikritik karena sewenang-wenang saat hendak membongkar isi HP seseorang. Caranya berargumen tentang wewenang polisi dianggap arogan.
Lalu yang masih hangat kehebohannya di media sosial ialah admin akun Instagram salah satu polda yang "ngegas" dan "menantang" seorang netizen untuk datang ke kantor polisi. Sebab netizen tersebut dianggap meninggalkan jejak komentar yang kurang pantas. Kepolisian akhirnya meminta maaf atas sikap admin media sosial yang kebablasan.
Berbagai kontroversi di atas membuat masyarakat sibuk mempertanyakan slogan "humanis" yang selama ini digaungkan oleh kepolisian. Profesionalisme polisi disorot karena berbagai kasus yang ditangani secara keliru justru telah merugikan korban dan masyarakat yang hendak mencari keadilan.
Oleh karenanya sempat muncul sindiran #percumalaporpolisi yang menjadi trending di media sosial. Menariknya, bersamaan dengan itu netizen ramai membincangkan kebaikan-kebaikan Satpam BCA. Pelayanan dan keramahan Satpam BCA oleh beberapa pihak dianggap lebih humanis dibanding polisi. Bahkan, muncul satir bahwa untuk masalah tertentu lebih baik lapor netizen atau Satpam BCA daripada lapor polisi.
Benarkah pelayanan Satpam BCA lebih memuaskan dibanding kepolisian? Tentu kita tidak bisa membandingkannya secara penuh. Sebab tugas dan peran keduanya tidak sama. Walau sama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akan tetapi saya tergelitik untuk menimbang pengaruh ruangan atau tempat kerja terhadap "mood" satpam bank dan polisi. Saat saya mengambil sepeda di depan pos Satpam BCA pagi itu, saya bisa sedikit mengintip ruangan pos Satpam yang di dalamnya ada dispenser air minum, televisi, dan kipas angin.
Ruangannya meski tidak terlalu besar, tapi cukup bersih. Sepertinya lumayan nyaman untuk didiami selama beberapa jam. Lantainya keramik dan jendelanya cukup untuk mengalirkan udara. Di sisi luar dekat jendela yang mengarah ke jalan raya ada beberapa pot bunga. Terasa segar memandang bunga-bunga tersebut.
Dan memang secara umum demikianlah pos Satpam di kantor-kantor bank. Bukan hanya pos Satpam BCA, pos-pos Satpam di bank lain pun saya amati punya kondisi serupa. Â Minimal catnya bersih, ada TV, dispenser dan penyejuk ruangan.
Di sisi lain pos-pos polisi yang berada di sudut-sudut jalan dan perempatan terkesan seadanya. Kalau mengamati beberapa kantor polsek, ruangannya pun lebih sederhana.
Apakah kenyamanan pos Satpam BCA atau pos Satpam bank pada umunya punya andil dalam menjaga mood penghuninya sehingga Satpam bank bisa terus ramah selama bertugas? Sebaliknya, apakah karena kondisi beberapa pos polisi yang seadanya mempengaruhi "mood" sejumlah anggota polisi?
Mungkin kepolisian perlu melakukan studi banding kecil-kecilan dengan mengunjungi beberapa pos Satpam BCA. Barangkali aspek interior atau fasilitas di dalam pos Satpam memang memberikan kenyamanan yang mendukung  "mode ramah" penghuninya.
Semacam eksperimen sosial juga bisa dipertimbangkan. Caranya dengan mempersilakan beberapa polisi untuk ikut berkantor di pos Satpam BCA selama beberapa jam dalam sehari selama 1 bulan. Setelah itu dilakukan evaluasi. Jika mood polisi ternyata memperlihatkan perbaikan, maka barangkali memang sudah saatnya kepolisian memperhatikan kenyamanan ruang kerja atau pos polisi.
Beban tugas dan tingkat stres yang dialami oleh polisi perlu dikelola secara detail. Salah satunya dengan menciptakan kondisi ruangan dan pos polisi yang lebih nyaman dan sejuk sehingga penghuninya tidak mudah "uring-uringan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H