Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ulang Tahun Pertama Corona di Indonesia: Diawali Sikap Meremehkan, Diiringi Disorientasi, Dikado Virus Mutasi

2 Maret 2021   13:18 Diperbarui: 3 Maret 2021   16:58 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit dipercaya bahwa prioritas awal yang ditempuh oleh Indonesia saat Covid-19 mulai menyebar justru mempromosikan wisata. Pemerintah Indonesia melihat lockdown yang dilakukan oleh sejumlah negara sebagai kesempatan untuk memindahkan para wisatawan asing ke Indonesia.

Dana digelontorkan untuk influencer dan kampanye wisata. Pada akhirnya ini sebuah kesalahan fatal dan gagal karena berwisata di tengah pandemi bukan pilihan penting bagi banyak orang.

Langkah Indonesia yang membuka gerbang wisata saat Covid-19 mulai menyebar luas ke seluruh dunia justru menjadi bumerang. Indonesia dianggap sebagai negara yang tidak aman untuk dikunjungi.

Langkah itu juga mencerminkan disorientasi kebijakan yang lebih luas lagi. Dalihnya ialah bahwa pemulihan ekonomi bisa digerakkan bersamaan dengan penanganan kesehatan.

Kenyataannya obsesi pada kepentingan ekonomi yang lebih kuat telah membuat Indonesia mengabaikan kepentingan kesehatan yang lebih mendesak. 

Lebih banyak pidato soal pemulihan ekonomi yang disampaikan oleh pejabat dan presiden memperlihatkan rendahnya visi kesadaran terhadap krisis kesehatan.

Intervensi kebijakan selama setahun terakhit lebih kental didasari keinginan untuk memberikan perlindungan pada sektor ekonomi. Bersamaan dengan itu, pendekatan hilir yang sifatnya reaktif-kuratif dijadikan paradigma penanganan kesehatan.

Paradigma tersebut semakin jelas terlihat pada kecenderungan pemerintah untuk menonjolkan angka kesembuhan dibanding secara maksimal mencegah penularan Covid-19 di tengah masyarakat. 

Obsesi pada angka kesembuhan telah membuat sistem pelayanan kesehatan dipaksa berjalan melebihi kemampuannya dengan mendorong rumah sakit untuk terus menambah kamar perawatan dan membuat para tenaga medis kelelahan.

Indonesia terjebak pada keyakinan soal pemulihan ekonomi dan kesehatan bisa digerakkan bersamaan. Akibatnya timbul kepanikan dan sikap reaktif ketika diketahui bahwa penyebaran Covid-19 sulit terkendali dan ekonomi lamban pulih.

November 2020 terjadi kegentingan fasilitas kesehatan yang terancam kolaps. PSBB diubah namanya menjadi PPKM yang kemudian diganti lagi menjadi PPKM Mikro. Indonesia memutar haluan dengan lebih mengandalkan pendekatan komunitas dengan lingkungan RT sebagai ujung tombak pencegahan penyebaran Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun