Tak mungkin orang yang berdedikasi tinggi mencontohkan korupsi dan menerima suap. Buktinya beberapa bulan lalu saat diwawancara oleh salah satu media untuk membahas anggaran basos, Pak Juliari berkata dengan penuh meyakinkan bahwa pejabat dan anak buahnya tidak boleh memiliki niat korupsi, menerima gratifikasi, dan seterusnya. Pak Juliari ingin selalu mengedepankan akuntabilitas.
Kurang baik apa coba? Ada menteri yang memiliki kesadaran seperti demikian. Bahkan beberapa jam sebelum jadi tersangka KPK, ia masih bekerja ke luar kota untuk mengurus penyaluran bantuan agar masyarakat terdampak pandemi bisa berkurang kesulitannya.
Lihat saja foto-foto yang diunggah oleh kementerian. Banyak momen terekam saat ia sedang menyerahkan bantuan jaminan hidup, donasi uang tunai, dan sebagainya.
Sekali lagi KPK dan rakyat yang budiman jangan berlebihan. Sebab Pak Juliari orang baik yang suka berbagi. Buktinya uang kutipan dan suap bansos sebesar Rp20 miliar pun tak ingin ia nikmati sendiri.
Ia "hanya" butuh Rp17 miliar saja. Sisanya untuk pihak lain yang "membutuhkan". Biarlah orang lain juga menikmati. Itu tandanya ia tidak egois. Selalu ingin berbagi. Benar-benar menonjol jiwa sosialnya. Pantas saja jadi menteri sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H