Buktinya selama berbulan-bulan pandemi kita berulang kali menyaksikan pelanggaran aturan oleh masyarakat maupun pejabat. Selama itu pula kita menyimak penegakkan hukum yang lemah dan tak konsisten. Seolah aturan hanya imbauan yang boleh dimaknai suka-suka.
Namun, sekarang kita menyaksikan sesuatu yang berbeda. Rasanya baru sekarang kita melihat bukti paling meyakinkan atas segala aturan selama pandemi.
Baru kali ini pula kita mendengar ancaman menteri bahwa kepala daerah bisa dipecat jika lalai menegakkan protokol kesehatan di wilayahnya. Padahal, berbulan-bulan sebelumnya kita melihat yang sebaliknya. Yakni, kepala daerah yang melakukan pembiaran dan bahkan ikut terlibat dalam keramaian-keramaian.
Baru kali ini kita melihat dua kapolda sekaligus dicopot gara-gara arak-arakan massa di jalanan dan pesta hajatan. Sedangkan berbulan-bulan yang lalu kita sering menyaksikan bagaimana aparat tak cukup konsisten dalam menindak kerumunan.
Peristiwa "Pak Ganjar, Lihatlah Pesta Corona di Purbalingga Ini", merupakan satu contoh dari sekian banyak pengabaian tanggung jawab oleh kepala daerah dan aparat terhadap pelanggaran protokol kesehatan yang terpampang nyata. Lalu yang kita tahu kepala daerah dan aparatnya itu tetap aman-aman saja.
Selama ini banyak pejabat dan aparat berlindung di balik jargon "pendekatan humanis". Humanisme dijadikan dalih untuk menoleransi pelanggaran aturan yang mereka buat sendiri.
Namun, kali ini kita melihat sesuatu yang baru. Alasan "pendekatan humanis" seolah kena batunya.
Protes masyarakat dan gaung warganet di media sosial yang memprotes hibah masker dan hand sanitizer di Petamburan direspon oleh negara dan aparat. Tak butuh waktu lama bagi aparat untuk memperlihatkan fungsi mereka dalam menjaga ketentraman dan keselamatan rakyat.
Seolah belum cukup, tentara nasional pun ikut bergerak. Keras dan tegas siap membereskan para gerombolan pengacau dan pemecah persatuan yang memanfaatkan situasi pandemi.
Tentara turun tangan melucuti spanduk liar. Sekilas itu tindakan yang kecil, tapi memiliki dampak yang besar dan sangat nyata. Terbukti pencopotan spanduk sejenis sekarang menular ke daerah-daerah lain.