Memang terkesan pesimistis. Akan tetapi kita sebenarnya sudah diingatkan sejak awal lewat #IndonesiaTerserah yang beberapa bulan lalu menjadi topik di media sosial. Sekarang tagar itu mulai terlihat sebagai kenyataan.
Membangun optimisme lewat narasi tentang vaksin merupakan langkah terakhir yang tampaknya diandalkan oleh Indonesia saat ini. Uji coba vaksin yang gencar diberitakan sebagai pembawa harapan menjadi semacam propaganda untuk meyakinkan masyarakat bahwa pandemi akan segera bisa dikendalikan.
Boleh saja pemerintah mengklaim pandemi sudah lebih terkendali saat ini. Tapi fakta yang ada juga terlalu terang untuk dikaburkan.
Terlalu menggantungkan harapan pada vaksin justru mendekatkan kita pada titik kritis yang baru. Kita perlu bersiap dengan sangat hebat jika vaksin yang diharapkan ternyata gagal atau datang lebih lambat dibanding perkiraan.
Kini setiap orang seakan-akan diharuskan berjuang sendiri menjaga hidupnya masing-masing. Sedangkan pemerintah bertaruh dengan senjata terakhirnya, yakni vaksin.
Perlu diwaspadai pula bahwa narasi-narasi yang masif tentang vaksin tanpa diiringi pembaruan paradigma justru akan membuahkan kontradiksi bagi berbagai upaya pencegahan yang lebih utama, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Tanda-tandanya mulai terlihat. Semakin banyak masyarakat yang menganggap remeh Covid-19. Disadari atau tidak, komunikasi yang terlalu obsesif tentang vaksin telah melenakan kewaspadaan masyarakat. Padahal masih banyak ketidakpastian dan banyak yang belum kita ketahui tentang Covid-19.
Entahlah apakah ini berarti Indonesia sangat percaya diri atau memang benar kita sudah "Los Dol"? Yang jelas tak ada syukuran "tujuh bulanan" karena sejauh ini belum tampak tanda-tanda kemenangan kita melawan pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H