Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

(Bukan) Tentang 34 Tahun Cerita Cinta KAHITNA

24 Juni 2020   18:55 Diperbarui: 24 Juni 2020   19:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang, 24 Juni merupakan hari yang bersejarah dan penuh arti. KAHITNA, juragan cinta yang tersohor itu menapaki usia musikalnya yang ke-34 tahun terhitung sejak pertama kali dibentuk oleh Yovie Widianto pada 24 Juni 1986 di Bandung.

Hari ini pula saya melepaskan salah satu kepunyaan yang cukup berarti. Kepada seorang teman sore tadi saya menyerahkan sebuah laptop Presario yang sudah lama mati.

Beberapa tahun lalu pada saat motherboard-nya divonis rusak, laptop ini sebenarnya masih mungkin diselamatkan. Saat itu di sebuah tempat perbaikan laptop yang cukup terkenal, tapi saya tak merekomendasikannya, sang teknisi mengatakan laptop ini bisa diperbaiki dengan biaya setidaknya 1,5 juta rupiah. Namun, ada catatannya. Yakni kemungkinan laptop itu bisa sembuh hanya 50%.

Menimbang peluang yang hanya separuh dan nilai uang yang perlu saya keluarkan, dengan berat saya memilih mengakhiri kisahnya. Saya putuskan untuk tak memperbaikinya dan hanya meminta agar hardisknya dicabut sehingga saya bisa tetap memiliki segala data di dalamnya. Tentu saja bersama hardisk tersebut telah terekam banyak kenangan. Termasuk berbagai catatan tentang KAHITNA, foto-foto yang sambil dari konser-konser mereka, serta dokumen penting dan berharga lainnya.

Akhirnya selama bertahun-tahun laptop itu hanya tersimpan dalam lemari. Setiap membuka lemari, sering saya terpaku agak lama memandanginya. Kadang saya suka mengambilnya lagi. Sekadar membukanya dan menggerakkan jari di atas keyboardnya. Tentu saja tak terjadi apa-apa pada layarnya. Ia sudah lama mati dan tak pernah bangun lagi.

Laptop penuh arti (dok. pri).
Laptop penuh arti (dok. pri).
Sampai kemudian beberapa hari lalu saya putuskan untuk membersihkannya. Lalu lerlintas dalam pikiran akan diapakan benda ini? Dibuang ke tempat sampah? Atau dipasrahkan kepada tukang loak yang suka melintas?

Rupanya hati menolak. Kejam rasanya mencampakkan sesuatu yang pernah lama bersama kita. Meski hanya benda mati, tapi  sejak memilikinya pada 2009 laptop ini menemani saya ke banyak tempat dan melewati banyak momen. Dengan laptop ini banyak hal terjadi dan dilalui. Ia jadi saksi berbagai peristiwa yang mampir dalam hidup saya dan akhirnya jadi pengalaman berharga.

Bersamanya saya berangkat ke Jakarta pada 14 September 2011 untuk menonton Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA hari berikutnya. Dengannya pula saya menulis dua artikel untuk konten www.kahitna.net yang sempat eksis pada masanya.

Ceritanya pada suatu malam, Mas Firman, salah seorang manajer KAHITNA menelepon saya. Kepada saya ia katakan membutuhkan konten untuk mengupdate kahitna.net jelang konser 25 tahun.

Tentu saja permintaan itu saya balas seisi jiwa. Senangnya bukan main. Bagi saya yang menggemari KAHITNA dari jauh hal tersebut seperti durian runtuh.

Keberuntungan sekaligus keajaiban karena bisa menyumbang secuil kontribusi dalam persiapan konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA walau hanya lewat tulisan di kahitna.net. Tak peduli apakah dua artikel itu dibaca oleh banyak orang atau tidak, yang jelas saya bangga. Apalagi beberapa hari kemudian saya menemukan tulisan-tulisan itu benar-benar terpajang di situs.

Jelang konser, dari rumah seorang teman di Kembangan, Jakarta Barat, saya dapati artikel itu disalin ulang oleh beberapa radio yang menjadi partner konser KAHITNA. Senang sekali ketika mendengarkan radio dan penyiarnya membacakan informasi dengan narasi seperti yang saya tulis.

Dalam perjalanannya ketika meninggalkan Jakarta dan mobil travel yang saya tumpangi terlibat kecelakaan di jalan tol hingga ringsek bagian depannya, laptop ini selamat. Namun, kacamata saya remuk.

KAHITNA! (dok. pri).
KAHITNA! (dok. pri).
Lain hari laptop ini juga menemani saya ke Malang pada Desember 2011 untuk menyaksikan tur KAHITNA. Tak lama setelah menggelar Konser 25 Tahun Cerita Cinta, KAHITNA memang langsung terbang ke berbagai kota. Seingat saya mereka tak hanya tur di Jawa, tapi juga menyeberang sampai ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, sebelum akhirnya kembali ke Jawa, tepatnya di Malang.

Ketika menonton Konser HATI KAHITNA 2012 di Semarang saya pun berangkat bersama laptop ini. Demikian pula perjalanan menuju Konser 28 Tahun KAHITNA di Surabaya pada 2014 saya tempuh dengannya. Sepanjang konser berlangsung sang laptop tetap berada di balik punggung saya.

Tak ada pilihan selain harus tetap menggendongnya meski punggung sudah begal. Apalagi saya baru tiba di Surabaya pukul 16.00 dan menuju tempat konser dengan berjalan kaki dari Taman Bungkul. Seusai konser saya langsung bergegas kembali ke Jogja dengan menumpang bis pukul 02.00. Adegan menyetop dan menumpang taksi untuk ke terminal Purabaya Bungurasih lumayan penuh drama. Lain kali saja saya ceritakan lebih panjang lagi.

Sejauh ini saya sudah berganti laptop tiga atau empat kali. Tapi perasaan terberat saya rasakan ketika harus menyudahi perjalanan bersama Presario. Laptop ini paling banyak kenangannya. 


Yang tak mungkin saya lupakan ialah sebagian besar coretan di blog dan sebagian besar cerita tentang KAHITNA yang saya tulis di Kompasiana selama ini dihasilkan melalui ketukan papan ketik Presario.

Cantik! Sungguh aku sayang kamu (dok. pri).
Cantik! Sungguh aku sayang kamu (dok. pri).
Begitu dalam pengalaman dan begitu banyak cerita yang telah dibuat dengan laptop ini, menjadi alasan saya tetap menyimpannya selama bertahun-tahun meski tak lagi bisa digunakan. Sampai akhirnya saya putuskan untuk membuatnya berguna lagi dengan cara yang berbeda.

Kepada seorang teman yang membimbing murid SMK saya menyerahkan Presario sore tadi. Beberapa hari lalu kami sudah buat janji untuk bertemu sejak saya persilakan ia menggunakan laptop itu sebagai media praktik eksperimen murid-muridnya.


Semoga layar LCD, keyboard, DVD room, kartu memori dan bagian-bagian lain di luar motherboard yang telah rusak itu masih bisa dimanfaatkan. Satu pesan kepada sang teman, jangan lepas stiker di punggung layarnya. Biarkan itu tetap di tempatnya seperti dulu saya menempelkannya pertama kali.

Selamat tinggal Presario. Selamat Ulang Tahun, Cinta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun