Sementara sejumlah daerah yang semula digadang-gadang menjadi pioner normal baru terkesan belum mantap untuk mengambil keputusan.
Ambil contoh pada hari ini, Kamis (4/6/2020). Waktu baru menunjukkan pukul delapan lewat beberapa menit. Sisa kesegaran pagi masih dapat dihirup di sepanjang Jalan Agro yang memagari sisi utara kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sebuah kedai kopi kesayangan anak muda sudah membuka kaca. Dua orang pemuda berkaus hitam duduk di meja dan kursi mungil yang ditata di depan kedai. Keduanya asik berbincang tanpa mengenakan masker. Hal semacam itu tak terlalu mengejutkan karena kedai ini memang biasanya sudah ramai sejak pagi hari.
Tak jauh dari kedai, pusat kuliner gudeg sudah membuka lebar tempat untuk bersantap. Beberapa utas tali dipasang memagari bagian depannya sehingga akses ke ruang makan diatur melalui satu pintu.
Salah satu pemilik tempat fotokopi dan jasa print yang saya datangi mengatakan kalau ia baru buka kembali pada Senin (1/6/2020). Itu pun ia sudah dihadapkan pada masalah pelik, yakni harus memperbaiki mesin foto kopi yang sempat rusak karena terlalu lama tak digunakan.
Ia harus merogok kocek, sementara pendapatannya sudah jauh berkurang semenjak kampus diliburkan pada pertengahan Maret.
Bahkan, di beberapa titik muncul beberapa penjual makanan dan minuman baru. Antara lain di dekat bunderan utara kampus Kehutanan UGM. Demikian pula di utara kampus Kedokteran Hewan muncul penjual masker kain warna-warni yang digantungkan pada sebilah kayu di pinggir jalan.
Geliat kehidupan normal, entah "new normal" atau "old normal", semakin tampak saat siang sampai malam. Pelan tapi pasti kini kawasan Jalan Kaliurang mulai meriah lagi.