
Mengkonsumsi buahan-buahan yang manis merupakan pilihan yang lebih baik. Kita juga tak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk memborong multivitamin dan makanan pendukung lainnya karena buah bisa mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral sekaligus.
Keempat, ketidakberuntungan yang dialami banyak orang akibat wabah Corona  telah menggerakan banyak masyarakat untuk saling berbagi. Tidak sedikit orang yang masih merasa mampu kemudian mengalihkan hasrat konsumtifnya untuk menolong sesama.
Barangkali belanjanya sama-sama bertambah. Akan tetapi jelas beda maknanya antara kalap untuk konsumsi pribadi dengan berbelanja untuk berbagi, apalagi di bulan Ramadan. Tanpa disadari perilaku berbagi dan memberi sedekah membuat seseorang bisa lebih berperilaku sederhana.

Pertanyaannya, haruskah kita selalu dihadapkan pada pandemi lebih dulu agar bisa menjadi manusia yang lebih baik? Apakah kita harus dikitari wabah lebih dulu agar bisa mengekang hawa nafsu?
Semoga saja tidak. Semoga seterusnya dan Ramadan-ramadan berikutnya kita bisa semakin baik dalam mengendalikan hawa nafsu tanpa perlu terlebih dahulu ditakuti-takuti oleh wabah dan pandemi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI