Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Corona Mampu Mengekang Hawa Nafsu Kita, Haruskah Manusia Hidup Bersama Virus Seterusnya?

2 Mei 2020   12:45 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:03 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimbang memutuskan bisa jadi awal mula kalap belanja (dok. pri).

Buah-buahan turun harganya bisa menjadi pengganti bagi multivitamin dan kudapan manis yang biasanya diburu selama Ramadan (dok. pri).
Buah-buahan turun harganya bisa menjadi pengganti bagi multivitamin dan kudapan manis yang biasanya diburu selama Ramadan (dok. pri).
Banyak orang yang mulai cerdik menentukan subtitusi dari produk yang langka dan mahal harganya. Saat harga gula pasir melambung, banyak jenis buah-buahan dan sirup justru harganya turun pada Ramadan kali ini. Di supermarket langganan saya penurunannya bisa sampai 20%.

Mengkonsumsi buahan-buahan yang manis merupakan pilihan yang lebih baik. Kita juga tak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk memborong multivitamin dan makanan pendukung lainnya karena buah bisa mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral sekaligus.

Keempat, ketidakberuntungan yang dialami banyak orang akibat wabah Corona  telah menggerakan banyak masyarakat untuk saling berbagi. Tidak sedikit orang yang masih merasa mampu kemudian mengalihkan hasrat konsumtifnya untuk menolong sesama.

Barangkali belanjanya sama-sama bertambah. Akan tetapi jelas beda maknanya antara kalap untuk konsumsi pribadi dengan berbelanja untuk berbagi, apalagi di bulan Ramadan. Tanpa disadari perilaku berbagi dan memberi sedekah membuat seseorang bisa lebih berperilaku sederhana.

Apakah aneka kue dan biskuit ini perlu diborong pada Ramadan kali ini? (dok. pri).
Apakah aneka kue dan biskuit ini perlu diborong pada Ramadan kali ini? (dok. pri).
Bukan berarti Pandemi Covid-19 merupakan kejadian yang menguntungkan. Semua telah merasakan kesusahan karenanya. Namun, seperti janji Sang Maha Kuasa bahwa di balik setiap peristiwa selalu tersemat hikmah. Ramadan kali ini kita mendapati hikmah wabah Corona yang ternyata mendorong kita menjadi lebih mampu mengekang hawa nafsu dan mengendalikan hasrat konsumsi yang biasanya menggebu-gebu.


Pertanyaannya, haruskah kita selalu dihadapkan pada pandemi lebih dulu agar bisa menjadi manusia yang lebih baik? Apakah kita harus dikitari wabah lebih dulu agar bisa mengekang hawa nafsu?

Semoga saja tidak. Semoga seterusnya dan Ramadan-ramadan berikutnya kita bisa semakin baik dalam mengendalikan hawa nafsu tanpa perlu terlebih dahulu ditakuti-takuti oleh wabah dan pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun