Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Physical Distancing" Diperketat di Yogyakarta, Belanja Kini Diberi Nomor, Diawasi, dan Dibatasi Jumlahnya

26 Maret 2020   12:37 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:10 4789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiap orang wajib mencuci tangan sebelum mendapat nomor antrean masuk ke Mirota Kampus (dok. pri).

Selain pengaturan dan pengawasan akses masuk, di dalam supermarket juga diberlakukan pembatasan jumlah belanja untuk produk-produk tertentu. Di sejumlah rak tertempel jumlah maksimal produk yang bisa dibeli. Gula pasir, misalnya, dibatasi hanya 2 kg/konsumen. Ini berlaku untuk semua merek gula. 

Demikian juga karbol atau pembersih lantai yang bisa digunakan sebagai disinfektan. Mirota Kampus membatasi pembelian produk tersebut sebanyak 2 pcs/konsumen.

Pembatasan itu dilakukan berdasarkan surat edaran Kabareskrim Polri yang dikeluarkan beberapa hari lalu. Selain gula, produk yang dibatasi pembeliannya ialah mie instan, beras, dan minyak goreng. 

Stok sedikit, pembelian gula pasir dibatasi (dok. pri).
Stok sedikit, pembelian gula pasir dibatasi (dok. pri).

Mirota Kampus juga menerapkan aturan dalam hal menimbang produk segar seperti buah-buahan, sayuran, dan telur. Kini setiap pembeli diharuskan antre hanya dari satu arah. "Mohon antrean menimbang dari sebelah depan timbangan", begitu instruksi yang terpasang di dekat timbangan. 

Namun, berdasarkan pengamatan saya pada Rabu pagi, instruksi tersebut masih kerap dilanggar. Beberapa pembeli tetap mengantre dari segala sisi. Entah karena belum membaca instruksi atau memang enggan mengikuti aturan. 

Petugas yang melayani penimbangan juga cenderung membiarkan hal itu. Akibatnya di bagian penjualan produk segar, antrean pembeli kurang tertib dan menimbulkan kerumunan.

Nomor antrean sebagai alat kontrol jumlah orang di dalam supermarket (dok. pri).
Nomor antrean sebagai alat kontrol jumlah orang di dalam supermarket (dok. pri).

Hanya sekitar 15 menit saya berbelanja. Beruntung datang pada pagi hari di kala belum banyak orang sehingga tidak terlalu lama mengantre di kasir. Selain itu saya membuat catatan daftar yang perlu dibeli dan hanya mengambil sesuai daftar tersebut.

Pada lantai di depan setiap kasir di Mirota Kampus kini tertempel garis merah penanda posisi berdiri saat mengantre untuk membayar. Jaraknya lumayan lebar untuk mendukung physical distancing.

Mirota Kampus juga memprioritaskan pembayaran dengan instrumen non tunai. Poster yang ditempel di meja kasir menunjukkan beberapa alat pembayaran non tunai yang diterima di Mirota Kampus. Selain kartu debit, hampir semua dompet digital uang elektronik juga dilayani. 

Untung sejak lama saya sudah terbiasa berbelanja secara nontunai sehingga tidak kesulitan menggunakannya.
***
Pengetatan dan pembatasan tata cara berbelanja di supermarket yang diikuti dengan physical distancing seperti yang diberlakukan di Mirota Kampus memang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun