Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Taksi Online di Tengah Pandemi Corona, dari Sulit "Tutup Poin" sampai Menolak Order Rumah Sakit

18 Maret 2020   10:15 Diperbarui: 19 Maret 2020   08:44 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumpang taksi online pada Minggu malam | Dokumentasi pribadi

Yogyakarta masih cukup menggeliat Minggu (15/3/2020) malam itu. Dari Stasiun Tugu Yogyakarta saya beranjak menuju utara menumpang taksi online. Duduk di kursi belakang sambil mendekap tas sekadar untuk mengurangi rasa dingin.

Sopir taksi online malam itu yang bernama Eky Guswir cukup menyenangkan.Selama perjalanan ia murah bercerita meski saya hanya menimpali dengan komentar-komentar pendek. 

Itu membuat saya yang sebenarnya sudah mengantuk kembali merasa segar dan akhirnya tertarik merespon dengan mengajukan satu dua pertanyaan. 

"Ini sepi lho ya, biasanya Minggu nggak begini", begitu katanya menyanggah komentar saya yang sebelumnya menganggap Jogja malam itu masih cukup ramai. 

Sebagai "orang jalanan", Eky rupanya paham betul kondisi ramai dan sepi jalanan Jogja. Apa yang saya anggap menggeliat malam itu ternyata tidak menurut pengalaman dan pengamatannya.

Sehari sebelumnya telah diumumkan adanya pasien positif Covid-19 di Yogyakarta. Hari itu juga mulai keluar seruan kepada warga Yogyakarta untuk mengurangi aktivitas dan interaksi di luar rumah. 

Siang hingga sore harinya sejumlah perguruan tinggi serempak mengumumkan penghentian sementara aktivitas perkuliahan tatap muka di kelas. 

Yogyakarta memang tidak mengunci daerahnya, tapi jelas bahwa semenjak hari itu kewaspadaan telah meningkat. Kampus sepi dan jalanan menjadi lebih lengang. Sejumlah tempat wisata ditutup dan pusat keramaian seperti mal mulai tak jadi pilihan untuk dikunjungi.

Kondisi demikian dirasakan Eky pertama-tama sebagai sebuah kemalangan. Pekerjaannya sebagai sopir taksi online menjadi salah satu yang paling terkena dampak akibat berhentinya sejumlah aktivitas utama warga Yogyakarta menyusul status bencana nasional Covid-19. 

"Sekarang mahasiswa mau libur, orang-orang nggak keluar, mal sepi, matilah kita!", komentarnya penuh semangat.

Eky yang sudah sejak 2018 menjadi sopir taksi online mengatakan kalau selama ini 50% order yang diterimanya berasal dari mahasiswa atau warga kampus, baik dari maupun menuju kampus-kampus di Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun