Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gus Sholah, Kiai Arsitek Sang Pendorong Pesantren Progresif

3 Februari 2020   09:27 Diperbarui: 3 Februari 2020   12:39 2554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya-karyanya juga dibukukan ke dalam berbagai judul. Antara lain "Negeri di Balik Kabut Sejarah", "Mendengar Suara Rakyat", "Basmi Korupsi, Jihad Akbar Bangsa Indonesia" dan "Memadukan Keindonesiaan dan Keislaman". Tulisan-tulisan Gus Sholah tersebut menyoroti persoalan umat Islam, masyarakat serta bangsa Indonesia.

Peran dan aktivitas Gus Sholah di bidang Hak Asasi Manusia barangkali juga tidak banyak diketahui publik. Gus Sholah merupakan anggota Komnas HAM periode 2002-2007. Dalam penyelidikan kasus kerusuhan Mei 1998, Gus Sholah berperan sebagai ketua tim penyelidik.

Memasuki awal 2000-an, Gus Sholah semakin dekat dengan dunia politik. Kiprah politiknya mencuat ketika bergabung dengan Partai Kebangkitan Umat dan dianggap berseberangan pandangan dengan Gus Dur. Pada Pilpres 2004 Gus Sholah dipinang sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto. Pengalamannya mengikuti kontes pilpres ini juga sempat dituliskannya dalam sebuah buku.

Pesantren Progresif
Selain sebagai arsitek, penulis, dan aktivis HAM, Gus Sholah juga berkarya dalam bidang pendidikan. Pada 2006 ketika kembali ke Tebuireng sebagai pengasuh pondok pesantren, Gus Sholah segera mencurahkan pemikiran serta daya tenaganya untuk membenahi pesantren tersebut.

Gus Sholah mewarisi prinsip pengajaran Hadratussyaikh Hasyim Asyari dan KH. Wahid Wahid Hasyim yang menekankan perlunya seorang santri mengaktualisasikan ilmu dan pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Oleh Gus Sholah, prinsip tersebut kemudian diakselerasikan secara lebih progresif.

Tebuireng dibenahinya tidak hanya secara fisik dengan merenovasi bangunan, tapi juga mendorong para pengurus, guru, dan karyawannya untuk bekerja lebih profesional. 

Kapasitas para santri dan guru di Tebuireng ditingkatkan dengan membekali mereka berbagai pengetahuan, termasuk ilmu-ilmu nonagama. Di Tebuireng pengajaran sesuai kurikulum nasional dan kurikulum lokal diselenggarakan secara selaras dengan pengajaran ilmu-ilmu agama.

Gus Sholah juga memiliki cara senyap untuk mengevaluasi para pengurus Tebuireng, yakni dengan menurunkan mata-mata yang bertugas menanyai langsung para santri tentang kinerja pengurus pondok pesantren.

Upaya Gus Sholah membenahi Tebuireng menjadi pesantren yang lebih maju pada dasarnya merupakan dorongan kepada pesantren-pesantren di Indonesia  agar memperbaiki diri dengan menempuh jalan yang progresif.

Bukan tanpa alasan Gus Sholah mendorong pesantren untuk berbenah. Baginya pesantren merupakan salah satu pilar penting yang menopang masa depan bangsa Indonesia. Menurut sejarahnya pesantren bahkan telah ikut membangun bangsa dengan membentuk manusia-manusia berkarakter.

Akan tetapi semakin hari pesantren terus terpinggirkan dan sulit bersaing. Salah satu sebabnya ialah kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah. Meski demikian, pesantren di mata Gus Sholah harusnya tidak hanya menunggu kebaikan negara atau pemerintah. Langkah perbaikan perlu dimulai oleh pesantren itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun