Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kereta Api Semakin Mahal dan Sering Telat, Saya Kembali Naik Bus

30 Desember 2019   08:19 Diperbarui: 30 Desember 2019   16:24 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada ketimpangan antara harga tiket yang tinggi dengan minimnya layanan tambahan yang diterima penumpang kereta api. Harga tiket kereta api yang mahal akan lebih cocok jika di dalamnya penumpang bisa mendapatkan fasilitas cuma-cuma seperti makan/minum, selimut, atau potongan harga angkutan terusan.

Faktanya saat ini untuk setiap tiket, penumpang kereta api hanya mendapatkan layanan dasar berupa tempat duduk dan bagasi. Sedangkan untuk mendapatkan layanan lainnya penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan. Fasilitas ekstra terbatas pada tiket eksekutif, itu pun hanya berupa selimut.

Hal-hal seperti itulah yang membuat harga tiket kereta api menjadi tidak rasional. Bandingkan dengan layanan bus AKAP yang dalam harga tiketnya sudah lumrah meliputi layanan snack, makan/minum, bahkan layanan gratis angkutan terusan.

Kereta Api Indonesia perlu merasionalisasi harga tiketnya. Bukan berarti menurunkan harga, tapi mengimbanginya dengan memberi layanan tambahan kepada penumpang.

Bus-bus Efisiensi di rest area (dok. pri).
Bus-bus Efisiensi di rest area (dok. pri).
Layanan tambahan tersebut bisa dibedakan menurut kategori tiket yang sekarang berlaku. Misalnya, penumpang kereta ekonomi mendapatkan minuman gratis, sedangkan penumpang bisnis paling tidak mendapatkan minuman gratis dan diskon sewa bantal/selimut. Penumpang eksekutif yang memang membayar lebih mahal juga perlu mendapatkan layanan lebih berupa makanan & minuman, serta diskon angkutan terusan.

Dengan itu harga tiket kereta api yang mahal bisa diterima secara rasional. Bukan semata demi bersaing dengan layanan bus AKAP yang semakin baik, tapi demi menjaga mutu layanan kereta api itu sendiri. Masa kereta api Indonesia kalah dengan bus AKAP?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun