Pesan tersebut adalah balasan chat seorang pengemudi Grab beberapa hari lalu ketika saya memesan GrabFood. Saya mempersilakan sang pengemudi untuk mengambil es teh dalam pesanan saya. Minuman itu untuknya.Â
Sebenarnya pemberian itu tidak istimewa. Tapi demi menyaksikan respon sang pengemudi, hati saya jadi menghangat. Apalagi didoakan seperti di atas. Semoga jika ada kebahagiaan yang dirasakan oleh sang pengemudi hari itu, ada saya sebagai salah satu alasannya. Bukan pamrih, tapi bersyukur karena kebaikan ternyata bisa diawali dari Grab.
Betapa leganya bertemu dengan pengemudi-pengemudi Grab yang baik dan ramah. Setiap kali menumpang GrabBike atau memesan GrabFood saya berusaha terus mengingat bahwa ini bukan transaksi yang menempatkan saya sebagai raja dan pengemudi Grab sebagai suruhan.Â
Menggunakan layanan Grab adalah membangun simbiosis mutualisme atau tolong menolong sehingga pengguna maupun pengemudi Grab perlu saling menghargai. Grab mengingatkan lagi tentang makna ucapan "terima kasih", "minta tolong", dan "maaf" yang sering kita abaikan.
Fitur pemberian rating dan uang tip di aplikasi Grab perlu pula dipandang sebagai cara untuk mengingatkan kita pada pentingnya penghargaan terhadap suatu pekerjaan dan hasil kerja orang lain yang telah memudahkan urusan kita.
![Jangan buat pengemudi Grab terlalu lama menunggu. Ucapkan terima kasih dan jangan di-prank! (dok. pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/12/04/collage-fotor3-5de7486f097f362d87127783.jpg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI